Namun, banyak orang tidak sadar bahwa mereka mengalami trauma dari lingkungan kerja yang toksik atau hubungan yang manipulatif.
Gejala dari masalah ini meliputi:
- Terlalu sering memeriksa ulang pekerjaan atau pesan.
- Enggan berbagi informasi dengan orang lain.
- Selalu merasa harus menyimpan bukti atau mencatat percakapan.
- Perasaan tidak nyaman yang terus-menerus terhadap orang lain.
Jika seseorang selalu merasa waspada, itu bisa menjadi pertanda bahwa sistem sarafnya terus berada dalam mode siaga, yang dalam jangka panjang bisa merusak kesehatan mental dan fisik.
4. Gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan

Sering kali kita berpikir bahwa trauma hanya menyerang pikiran saja. Padahal, tubuh juga dapat menyimpan memori luka batin.
Ketegangan otot yang kronis, gangguan pencernaan, atau bahkan penyakit autoimun bisa berakar dari trauma yang tidak terselesaikan.
Sebagai psikolog trauma, Dr. Warren menyarankan agar kita memperhatikan sensasi atau ketegangan tubuh yang tidak biasa.
Pasalnya, kondisi itu bisa jadi itu bukan sekadar stres, melainkan sisa dari pengalaman traumatis yang belum diproses secara emosional.
Dengan demikian, trauma bukan sekadar luka emosional, tetapi juga bisa menjelma menjadi perilaku, pikiran, dan reaksi yang tampak sepele namun berdampak besar.
Baca Juga: 11 Alasan Orang Cenderung Jadi Penyendiri Seiring Bertambah Usia, Mulai Kamu Alami?