Kalimat Ini Sering Diucapkan Orang Dengan Kecerdasan Emosi Tinggi, Kamu Salah Satunya?

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 07 Mei 2025 | 14:59 WIB
Kalimat Ini Sering Diucapkan Orang Dengan Kecerdasan Emosi Tinggi, Kamu Salah Satunya?
Ilustrasi orang cerdas (Pexels)

Suara.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menjumpai orang-orang dengan berbagai macam karakter, mulai dari yang emosional hingga yang tenang dan bijaksana dalam menghadapi situasi sulit.

Di antara mereka, ada sosok-sosok yang tampak berbeda, yaitu orang dengan kecerdasan emosi tinggi yang biasanya mampu memahami perasaan sendiri sekaligus peka terhadap emosi orang lain.

Orang-orang seperti itu biasanya mampu menghadapi tekanan dengan tenang, merespons konflik tanpa meledak-ledak, dan tetap hangat meskipun berada di tengah situasi yang rumit.

Salah satu ciri khas orang dengan kecerdasan emosi tinggi adalah cenderung menggunakan kata yang menenangkan dan menyentuh bagi pendengar.

ilustrasi orang berpikir (Freepik.com/Diana.grytsku)
ilustrasi orang berpikir (Freepik.com/Diana.grytsku)

Kalimat-kalimat yang diucapkan bukan hanya terdengar baik, tapi juga membawa rasa aman dan menghargai kepada sesama. Sangat berbeda dengan mereka yang mudah terpancing emosi dan cenderung melontarkan kata-kata kasar yang bisa melukai perasaan orang lain.

Nah, bicara tentang orang dengan kecerdasan emosi tinggi, ada beberapa kalimat yang sering diucapkan jika kita perhatikan.

Mau tahu apa saja kalimat tersebut?

Dilansir dari CNBC Make It, berikut tiga kalimat sederhana yang kerap diucapkan oleh orang-orang dengan kecerdasan emosional dan intelektual yang tinggi.

Coba beri tahu aku lebih banyak

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Nonfiksi yang Siap Bikin Kamu Survive di Usia 20-an

Saat seseorang membagikan rahasia atau cerita pribadinya kepada kita, apalagi yang bersifat sensitif, itu artinya mereka sedang menunjukkan kepercayaannya.

Namun, menurut penulis Kathy dan Ross Petras, banyak orang justru keliru merespons dengan membalas cerita tersebut menggunakan pengalaman pribadi mereka sendiri.

Padahal, orang dengan kecerdasan emosional (EQ) tinggi justru akan fokus mendengarkan.

Mereka tidak terburu-buru menanggapi atau menceritakan kisah diri sendiri, melainkan berusaha memahami perasaan lawan bicara agar orang tersebut merasa didengarkan dan dihargai.

Maka, salah satu kalimat sederhana yang biasa digunakan adalah “coba beri tahu aku lebih banyak.”

Dengan kalimat ini, kita memberi ruang bagi lawan bicara untuk melanjutkan cerita sehingga mereka merasa lebih nyaman saat berkomunikasi dengan kita.

Setelah mendengarkan seluruh keluh kesah dari lawan bicara, orang dengan EQ tinggi biasanya mencoba membayangkan diri mereka berada dalam posisi orang yang bercerita tersebut.

Tujuannya bukan sekadar bersimpati saja, tetapi benar-benar memahami emosi yang sedang dirasakan orang lain, sehingga tidak mudah menyalahkan.

Menurut Saya

Dalam menyampaikan pendapat, cara seseorang mengawali pendapatnya sangat memengaruhi bagaimana pandangan tersebut diterima oleh orang lain.

Menurut jurnalis dan penulis John Bowe, penggunaan kalimat pembuka seperti "menurut saya" merupakan strategi komunikasi yang efektif dan mencerminkan seseorang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

Kalimat ini memberikan penekanan bahwa apa yang disampaikan adalah pandangan pribadi, bukan sebuah kebenaran mutlak yang harus diyakini.

Dengan begitu, lawan bicara akan lebih terbuka untuk mendengarkan tanpa merasa disudutkan atau diserang, apalagi yang sifatnya urusan pribadi.

Selain itu, penggunaan kalimat "menurut saya” juga memberi kesan bahwa pembicara memiliki sikap terbuka terhadap pendapat lain, serta tidak memaksakan sudut pandangnya.

Sebaliknya, orang dengan EQ rendah cenderung langsung menyampaikan pernyataan yang bersifat mutlak atau bahkan menyalahkan pihak lain, menganggap pandangannya yang paling benar.

Hei, bisakah kamu memberiku saran?

Meminta nasihat kepada orang lain sering dianggap sebagai tanda kelemahan atau kurangnya pengetahuan, sehingga banyak yang malu melakukannya.

Padahal, menurut para ahli komunikasi dan psikologi, justru mengajukan pertanyaan dan terbuka terhadap saran adalah ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

Selain itu, kemampuan untuk menyadari kapan harus mencari pendapat orang lain juga menunjukkan kerendahan hati sekaligus kebijaksanaan seseorang.

Perlu diketahui, tidak semua orang mampu melakukannya karena keberanian dan pengendalian emosi untuk mengakui bahwa tidak semua hal bisa diselesaikan sendiri.

Di sinilah letak perbedaannya, dimana orang dengan EQ tinggi biasanya lebih sadar akan batas kemampuannya dan tidak ragu bertanya demi mendapatkan informasi baru.

Di sisi lain, memulai percakapan juga bukan perkara mudah bagi sebagian orang. Kecemasan sosial kerap kali muncul, terutama saat harus berbicara dengan orang baru atau berada dalam situasi yang tidak familiar.

Kondisi ini bisa menjadi penghambat dalam membangun relasi, baik secara personal maupun profesional.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI