Di kancah fashion nasional, Danny dikenal lewat berbagai label yang ia bangun, termasuk Arkamaya dan DSTree. Ia tidak hanya mendesain busana, tetapi juga menyampaikan narasi budaya lewat kain dan potongan busana.
Salah satu karya ikoniknya adalah gaun pernikahan Syahrini yang menggabungkan motif bangau dengan detail kimono, menciptakan interpretasi visual yang memadukan budaya Jepang dan Sunda secara harmonis.
Pada ajang Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2024, Danny menampilkan koleksi bertajuk Eclectic Artistry yang mengangkat kekayaan budaya Kalimantan Tengah. Ia memadukan batik khas daerah tersebut dengan unsur rotan dan logam, menghasilkan karya yang kuat secara visual dan sarat nilai budaya.
Melalui setiap koleksi, Danny Satriadi terus membuktikan bahwa fashion bisa menjadi medium pelestarian budaya sekaligus ruang eksplorasi artistik. Gaya khasnya yang memadukan kemewahan dengan akar budaya menjadikannya salah satu desainer paling berpengaruh di Indonesia saat ini.
Kontributor : Dea Nabila