Suara.com - Selain rukun dan wajib haji, terdapat sejumlah amalan sunah yang sebaiknya dilakukan oleh umat Islam ketika menunaikan ibadah haji di tanah suci. Meski tidak wajib, beberapa amalan sunah ini akan mendatangkan pahala bagi yang mengerjakannya. Namun jika ditinggalkan, tidak perlu mengulang dan tidak membayar denda apapun, sehingga ibadah hajinya pun tetap sah.
Haji adalah salah satu ibadah umat Islam yang membutuhkan banyak persiapan dan biaya. Mulai dari kesiapan fisik, keuangan, hingga mental, spiritual dan lainnya semua harus sudah matang. Sehingga saat sudah tiba di tanah suci, ibadah ini bisa dilakukan dengan kusyuk, apalagi jika paham dengan sunah haji.
Sunah di dalam ibadah haji sendiri sebenarnya ada banyak, mulai dari berdoa dengan doa terbaik, dzikir, hingga sholat sunah. Namun sangat disayangkan, hingga kini masih banyak umat muslim yang belum paham bahkan tidak mengerti tentang sejumlah amalan sunah ibadah haji. Padahal jika kita sungguh-sungguh melaksanakannya akan mendatangkan kebaikan dan menyempurkan pahala.
Amalan sunah selama pelaksanaan haji ini sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Selain mendatangkan kebaikan, amalan tersebut juga akan memperkuat spiritualitas dan memperkaya pengalaman ibadah seorang Muslim terutama ketika pergi haji.
Lalu apa saja amalan sunah ketika haji? Simak uraian lengkapnya dalam ulasan artikel berikut ini.
Amalan Sunah Selama Pelaksanaan Haji
Melansir dari berbagai sumber, ini dia amalan sunah selama pelaksanaan haji:
1. Melaksanakan Haji Ifrad
Amalan sunah selama haji yang pertama dan sangat dianjurkan oleh para ulama bahkan sahabat Nabi yaitu melaksanakan haji ifrad. Ini artinya jemaah harus mendahulukan ibadah haji sebelum umrah. Kegiatan ini mempunyai keutamaan tersendiri, lantaran dengan cara memisahkan kedua ibadah tersebut, maka jemaah akan lebih fokus menyempurnakan ibadah haji terlebih dahulu sebelum melaksanakan umrah.
Baca Juga: Kumpulan Doa Memasuki Musim Hujan Serta Amalan Sunah yang Dianjurkan
2. Mandi dan Memakai Wewangian Ketika Hendak Memulai Ihram
Sebelum memulai ihram, seorang muslim hendaknya mandi dan memakai wewangian terlebih dahulu. Hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat Zaid bin Tsabit RA:
أنَّهُ رأى النَّبيَّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ تجرَّدَ لإِهلالِهِ واغتسلَ
Artinya: "Bahwasanya dia pernah melihat Nabi SAW menanggalkan pakaiannya untuk berihram dan beliau mandi." (HR Tirmidzi)
3. Membaca Talbiyah
Amalan sunah pelaksanaan haji dan umrah selanjutnya yaitu membaca talbiyah. Talbiyah sendiri adalah bentuk pengakuan dan ketundukan seorang hamba kepada Allah SWT. Bagi jemaaj laki-laki disunnahkan untuk mengucapkannya dengan suara lantang, sementara bagi jemaah perempuan cukup melafalkannya secara perlahan. Berikut ini lafadz talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan. Tiada sekutu bagi-Mu.”
4. Bertahmid, Bertasbih, dan Bertakbir Sebelum Berihlal
Dari Anas bin Malik RA,
صَلَّى رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ونَحْنُ معهُ بالمَدِينَةِ الظُّهْرَ أَرْبَعًا، والعَصْرَ بذِي الحُلَيْفَةِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ بَاتَ بهَا حتَّى أَصْبَحَ، ثُمَّ رَكِبَ حتَّى اسْتَوَتْ به علَى البَيْدَاءِ، حَمِدَ اللَّهَ وسَبَّحَ وكَبَّرَ، ثُمَّ أَهَلَّ بحَجٍّ وعُمْرَةٍ
Artinya: "Rasulullah melaksanakan shalat Zuhur di Madinah empat rakaat, sedang kami bersama beliau. Kemudian, shalat 'Asar di Dzul Hulaifah dua rakaat, lalu beliau tidur di sana hingga keesokan harinya. Setelah itu, beliau mengendarai (untanya) hingga setelah berada di padang pasir terbuka, beliau memuji Allah, bertasbih dan bertakbir, lalu beliau mengangkat suaranya untuk berihram haji dan umrah." (HR Bukhari & Muslim).
5. Mabit di Muzdalifah
Mabit memiliki arti bermalam. Jemaah haji dianjurkan melaksanakan amalan sunah berupa mabit di Muzdalifah setelah melaksanakan wukuf di Arafah. Ketika di Muzdalifah, jemaah berhenti sejenak dan bermalam, meski hanya sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Mina. Bermalam di Muzdalifah sendiri mempunyai keutamaan dan sebagai sarana untuk meneladani kebiasaan Nabi Muhammad SAW.
6. Sholat Sunah Tawaf
Setelah menyelesaikan serangkaian tawaf (baik tawaf qudum maupun tawaf wada’), jemaah haji disunnahkan untuk melaksanakan sholat sebanyak dua rakaat yang disebut sebagai sholat sunah tawaf. Amalan sunah ini bisa dilakukan di mana saja ketika do Masjidil Haram, namun lebih utama bika dilakukan di belakang Maqam Nabi Ibrahim as.
7. Mabit di Mina
Selama memasuki hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah, jemaah haji disunahkan untuk bermalam di Mina. Nantinya, di sini juga akan dilakukan amalan pelemparan jumrah. Adapun Mabit yang dilaksanakan hingga tanggal 13 Zulhijjah dikenal dengan istilah nafar tsani dan mempunyai keutamaan tersendiri.
8. Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ merupakan tawaf perpisahan yang menjadi amalan sunah sebelum jemaah meninggalkan kota Makkah. Tawaf satu ini dilakukan sebagai penghormatan terakhir kepada Ka’bah dan penutupan dari seluruh rangkaian ibadah haji di tanah suci.
Itulah beberapa amalan sunah selama pelaksanaan haji. Sebaiknya, jemaah haji melaksanakan amalan ini agar ibadah yang dilaksanakan tambah berkah dan menyempurnakan pahala.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari