Suara.com - Selain menjadi waktu untuk berkurban dan berbagi, Idul Adha juga membuka peluang interaksi masyarakat dengan hewan ternak dalam jumlah besar.
Namun, di balik semangat berkurban yang tinggi, masyarakat perlu lebih waspada terhadap risiko penyakit menular dari hewan kurban saat Idul Adha.
Apa Itu Penyakit Zoonosis?
Penyakit menular dari hewan ke manusia dikenal sebagai zoonosis. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan, darah, daging mentah, air liur, bahkan udara.
Saat Idul Adha, risiko penularan penyakit meningkat karena banyak masyarakat yang bersentuhan langsung dengan hewan kurban tanpa perlindungan yang memadai.
Apa saja jenis penyakit menular hewan kurban ke manusia saat Idul Adha?
Penyakit Menular dari Hewan Kurban Saat Idul Adha

Berikut adalah beberapa penyakit yang umum ditularkan dari hewan kurban kepada manusia:
1. Anthraks (Antraks)
Antraks adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Penyakit ini dapat menular melalui luka terbuka saat kontak dengan hewan yang terinfeksi atau mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik.
Baca Juga: Kurban Online Apakah Ibadahnya Sah? Ini Penjelasan Lengkapnya
Gejalanya berupa demam tinggi, luka pada kulit, dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
2. Brucellosis (Bruselosis)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella dan biasanya menular melalui susu yang tidak dipasteurisasi, daging mentah, atau cairan tubuh hewan.
Gejalanya menyerupai flu, seperti demam, keringat dingin, nyeri otot, dan kelelahan berkepanjangan.
3. Salmonellosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella dan biasanya menular melalui konsumsi daging atau telur yang tidak matang. Gejala umum meliputi diare, demam, dan kram perut.
4. Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat masuk melalui luka di kulit atau mukosa saat kontak dengan urin hewan yang terinfeksi.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kadang menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal.
5. Toksoplasmosisi
Disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, penyakit ini dapat menular melalui daging mentah yang terkontaminasi.
Risiko tinggi terjadi pada wanita hamil karena dapat menyebabkan gangguan pada janin.
Faktor Risiko Penularan Saat Idul Adha
Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko penularan penyakit dari hewan kurban kepada manusia, di antaranya:
- Penyembelihan di tempat tidak higienis: Banyak penyembelihan dilakukan di lingkungan terbuka tanpa standar sanitasi yang baik. Hal ini memudahkan kontaminasi lingkungan dan penularan penyakit.
- Kurangnya alat pelindung diri (APD): Panitia kurban atau masyarakat yang ikut membantu penyembelihan sering kali tidak menggunakan sarung tangan, masker, atau sepatu bot, yang meningkatkan risiko kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh hewan.
- Distribusi daging yang tidak steril: Daging yang tidak disimpan dalam kondisi higienis berpotensi menjadi media penyebaran penyakit.
Langkah Pencegahan Penyakit Menular dari Hewan Kurban
Agar perayaan Idul Adha tetap aman dan sehat, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Pilih Hewan Kurban yang Sehat
Pastikan hewan yang akan dikurbankan telah melalui pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan.
Ciri hewan sehat antara lain aktif, nafsu makan baik, tidak ada luka terbuka, dan tidak menunjukkan gejala penyakit.
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Saat penyembelihan dan pengolahan daging, gunakan APD seperti sarung tangan, masker, dan apron untuk meminimalkan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh hewan.
3. Lakukan Penyembelihan di Tempat Resmi
Sebaiknya penyembelihan dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) atau tempat yang telah mendapatkan izin dari otoritas setempat dengan pengawasan petugas yang berkompeten.
4. Cuci Tangan dan Alat Pemotong dengan Bersih
Gunakan sabun dan air mengalir untuk mencuci tangan setelah menyentuh hewan atau daging mentah. Alat potong juga harus dibersihkan dan disterilkan setelah digunakan.
5. Masak Daging Hingga Matang Sempurna
Jangan mengonsumsi daging dalam keadaan mentah atau setengah matang. Suhu tinggi dapat membunuh bakteri atau parasit yang berbahaya bagi tubuh.
6. Distribusi Daging Secara Higienis
Gunakan wadah bersih dan tutup saat mendistribusikan daging kepada penerima. Hindari menggunakan kantong plastik hitam bekas karena bisa mengandung bahan kimia berbahaya.
Peran Masyarakat dan Pemerintah
Untuk meminimalisasi penyebaran penyakit menular dari hewan kurban, kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting.
Pemerintah melalui dinas peternakan dan kesehatan hewan perlu aktif melakukan sosialisasi, pemeriksaan hewan kurban, dan pengawasan tempat penyembelihan.
Sementara itu, masyarakat juga perlu lebih peduli terhadap aspek kesehatan dalam pelaksanaan kurban, tidak hanya fokus pada ibadah dan distribusi semata.
Perayaan Idul Adha bukan hanya soal ibadah dan berbagi, tetapi juga menjadi momen penting untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan mewaspadai penyakit menular dari hewan kurban saat Idul Adha, kita dapat menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari risiko kesehatan yang tidak diinginkan. Selamat berkurban, dan mari kita rayakan Idul Adha dengan aman dan sehat!
Kontributor : Rishna Maulina Pratama