Suara.com - Mercedes-AMG Petronas Formula One Team akan mencetak sejarah baru dalam ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, Formula 1. Mulai musim 2025, tim akan menggunakan komposit serat karbon berkelanjutan pada mobil balap terbaru mereka, W16.
Ini bukan hanya pencapaian teknis melainkan juga pernyataan komitmen berkelanjutan, bahwa performa tinggi tidak lagi harus mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
Melansir laman ESG News, Selasa (27/5/2025), dengan serat karbon menyumbang sekitar 75% dari bobot mobil Formula 1, keputusan ini menjadi terobosan penting dalam upaya konservasi sumber daya dan pengurangan emisi karbon di sektor otomotif performa tinggi. Mercedes menjadi tim F1 pertama yang mengintegrasikan komposit berkelanjutan ini secara penuh.
Tantangan Kompleks, Solusi Kolaboratif
Komposit baru ini dikembangkan untuk mempertahankan performa yang dibutuhkan di lintasan balap, namun dengan dampak lingkungan yang jauh lebih kecil. Penggunaan bahan ramah lingkungan tersebut memungkinkan Mercedes mendekati target jangka panjang netral karbon mereka pada tahun 2040, sejalan dengan agenda global untuk menekan laju perubahan iklim.
Mengembangkan serat karbon berkelanjutan bukan perkara mudah. Komponen ini terdiri dari dua elemen utama: serat (60%) dan sistem resin (40%). Mercedes memimpin dua proyek kolaboratif dengan pemasok global untuk mengembangkan material alternatif yang memenuhi standar balap, tanpa mengorbankan keselamatan maupun ketahanan.
Dalam setiap komponennya, proyek ini melibatkan hingga delapan mitra pemasok. Seluruh material diuji secara ketat untuk memastikan kesesuaiannya dengan regulasi Fédération Internationale de l’Automobile (FIA), badan pengatur tertinggi Formula 1. Ini membuktikan bahwa inovasi berkelanjutan tidak berarti kompromi terhadap kualitas dan keamanan.
Menembus Batas Dunia Balap
Lebih dari sekadar digunakan di lintasan, teknologi ini juga memiliki potensi besar untuk diaplikasikan di luar dunia motorsport. Di sektor penerbangan, misalnya, material ringan namun kuat ini dapat mengurangi bobot pesawat dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Hal yang sama berlaku untuk penerbangan komersial dan industri tekstil teknis seperti peralatan olahraga.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Kopi: Kisah di Balik Cangkir Omakafe dan Masa Depan Kopi Berkelanjutan
Mercedes secara terbuka menyatakan bahwa misi keberlanjutan mereka tidak terbatas pada citra atau kepatuhan terhadap regulasi. Menurut Alice Ashpitel, Head of Sustainability Mercedes F1, kepemimpinan harus dilandasi oleh inovasi.
"Upaya kami menunjukkan ambisi untuk menjadi salah satu tim olahraga global paling berkelanjutan di dunia," tegasnya.
Strategi Berkelanjutan di Semua Lini
Inisiatif serat karbon ini merupakan bagian dari strategi besar Mercedes-Benz Group dalam menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh rantai nilai bisnis mereka. Mulai dari penggunaan bahan baku daur ulang seperti baja dan aluminium rendah karbon, hingga target ambisius untuk mengoperasikan seluruh fasilitas produksi menggunakan 100% energi terbarukan pada tahun 2039.
“Kami percaya prinsip ESG bukan hanya dasar moral, tetapi juga fondasi penciptaan nilai jangka panjang,” tegas Ola Källenius, CEO Mercedes-Benz Group AG.
Langkah-langkah ini mencerminkan pendekatan holistik yang mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dengan tata kelola bisnis yang bertanggung jawab. Di tengah transisi global menuju industri rendah karbon, Mercedes memposisikan diri sebagai pelopor yang tidak hanya siap berubah, tetapi juga mendorong perubahan.