Suara.com - Di tengah isu krisis iklim dan ketimpangan ekonomi global, masa depan industri kopi kini tidak hanya ditentukan oleh rasa dan aroma. Di ajang World of Coffee Jakarta 2025, Omakafe tampil sebagai pelopor pendekatan baru yang menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari pengalaman menikmati kopi.
Didirikan oleh Mikael Jasin, World Barista Champion 2024, Omakafe mengusung konsep fine beverage bar yang tidak hanya menyajikan cita rasa unik, tetapi juga mengedepankan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Melalui sesi ngopi omakase yang diselenggarakan di Plenary Hall JICC pada 15–17 Mei 2025, Omakafe menyuguhkan pengalaman kopi khas Indonesia, sambil memperkenalkan misi penting: membangun rantai pasok kopi yang adil, etis, dan ramah lingkungan.
“Bagi kami, kopi adalah medium budaya sekaligus jembatan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Mikael. “Mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengalaman pelanggan, setiap langkah di Omakafe dirancang untuk memberi dampak positif bagi petani, komunitas, dan bumi,” katanya dalam keterangan yang diterima Suara.com, ditulis Rabu (21/5/2025).
Mikael memulai perjalanannya di industri kopi pada tahun 2012 saat dirinya tinggal di Melbourne, Australia, sebelum akhirnya pria yang mengambil S2 di RMTI University itu mengepalai kedai kopi di beberapa kafe tersibuk di Melbourne.
Mikael yang semakin mencintai profesi barista, memutuskan untuk terus melanjutkan karir ini sambil menempuh studi S2. Setelah lulus, ia pun kembali ke Indonesia pada tahun 2017 untuk bergabung dengan Common Grounds Coffee Roasters & ST. ALi Jakarta dengan Pemasaran & Kontrol Kualitas.
Mikael pun mendirikan kafe sendiri bernama Omakafe dengan konsep omakase. Pada konsep omakase, para pelanggan memberikan kebebasan kepada koki untuk menciptakan rangkaian hidangan yang mencerminkan kreativitas, keahlian, dan pemahaman mendalam mereka tentang makanan.
Prinsip Kopi Berkelanjutan: Dari Ladang hingga Cangkir
Kopi berkelanjutan mengacu pada produksi kopi yang mendukung kelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan kelayakan ekonomi. Omakafe menerapkan prinsip ini dengan bermitra langsung dengan petani lokal, memastikan praktik pertanian ramah lingkungan seperti agroforestri dan pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya.
Baca Juga: Insiden Bondowoso Uji Komitmen ESG PTPN I dalam Membangun Ekonomi Kopi Rakyat
Dengan menanam kopi berdampingan dengan tanaman hutan, praktik ini membantu menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah erosi tanah.
Dalam aspek sosial, Omakafe menjunjung tinggi etika perdagangan. Mereka memastikan petani mendapatkan harga yang adil dan mendukung pengembangan komunitas melalui program pelatihan dan kerja sama berkelanjutan.
Kolaborasi dengan lembaga seperti Bumiterra juga memperkuat upaya reforestasi dan restorasi ekosistem di lahan pertanian kopi.
“Petani adalah garda terdepan keberlanjutan kopi. Tanpa mereka, tidak ada cangkir yang bisa dinikmati di bar, restoran, atau rumah,” kata Mikael. “Kami percaya kesejahteraan petani adalah kunci utama industri kopi yang sehat dan berkelanjutan.”
Membangun Ekosistem Kopi yang Adil
Tak hanya berfokus pada praktik di hulu, Omakafe juga berperan dalam mendidik konsumen agar lebih sadar akan asal usul kopi yang mereka nikmati. Lewat pengalaman omakase, pengunjung diajak memahami perjalanan kopi — mulai dari ritual tradisional di desa Toraja, kehangatan bandrek di Jawa Barat, hingga semangat gotong royong di kebun kopi Gayo.