suara hijau

Lawan Modernisasi, Cerita Remaja Bulukumba Pelestari Tradisi Penyadap Nira

Jum'at, 13 Juni 2025 | 08:31 WIB
Lawan Modernisasi, Cerita Remaja Bulukumba Pelestari Tradisi Penyadap Nira
Sepak terjang Sahrul remaja di Bulukumba, Sulwesi Selatan, yang memilih jalan berbeda, yakni menjadi pelestari tradisi penyadap nira.(Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ini termasuk peninggalan leluhur yang secara turun-temurun ini harus dilestarikan. Kalau saya sebagai pemuda berhenti juga untuk tidak melestarikan hal itu. Esensi saya, identitas saya sebagai orang-orang yang berada di keluarga petani aren dan keluarga orang yang selalu menyadap aren. Termasuk pelakunya juga seperti itu," tegasnya.

Pundi dari nira

Secara finansial, Sahrul mengaku bersyukur dengan pendapatannya dari menyadap nira. Pekerjaan ini tidak membutuhkan waktu seharian penuh, memungkinkan ia untuk melakukan aktivitas lain seperti bersawah dan berkebun.

Ditambah lagi, saat ini melalui bantuan dana hibah GEF SGP Indonesia DMT memiliki koperasi yang mengakomodir hasil sadapan nira para petani untuk diolah menjadi gula batok dan dijual kembali.

"DMT punya kooperasi ini yang mengambil hasil sadapan kami yang sebagai nira ini, kemudian dibuat sebagai gula batok, itu sudah diakomodir oleh kooperasi DMT untuk diambil kemudian dijual kembali. Jadi kami petani aren ini sudah merasa punya market lah sendiri," jelas Sarul, menunjukkan adanya ekosistem yang mendukung mata pencaharian mereka.

Namun, profesi penyadap nira tak lepas dari stigma negatif di masyarakat. Sahrul mengakui bahwa dulu ada anggapan penyadap nira adalah "pemabuk" karena sebagian orang mengonsumsi nira yang sudah difermentasi menjadi alkohol.

Meski begitu, Sahrul dan komunitasnya berupaya mengubah persepsi tersebut. Caranya: dengan lebih banyak mempromosikan manfaat nira sebagai bahan dasar gula aren.

"Sekarang banyak udah anak muda yang dari komunitasnya Bang Sarul ini yang udah gabung gitu. Wah anak muda jadi banyak nyoba buat nyedap. Sedikit banyaknya ini kan pelan-pelan saya akan mengajak teman-teman untuk lebih banyak mengkonsumsi produk gulanya dibanding produk alkoholnya," harap Sahrul.

Ia ingin menunjukkan bahwa nira memiliki nilai ekonomi dan kebermanfaatan yang jauh lebih besar ketika diolah menjadi gula aren.

Untuk generasi muda

Sarul memiliki pesan khusus bagi generasi muda agar tidak malu untuk terjun ke sektor pertanian dan melestarikan kearifan lokal.

Baca Juga: Perkawinan Anak Tinggi, Provinsi Sulsel Jadi Sorotan Menteri PPPA

"Kalau esensi buat teman-teman pemuda, karena pertanian ini kan sumber kehidupan dunia. Nah segala sesuatu yang ada di alam ini tentunya akan menjadi bahan-bahan pokok yang membuat kita terus hidup berkelanjutan. Nah kalau pemuda sekarang tidak ingin beralih dari hal-hal teknologi ke hal-hal seperti ini, itu kan sayang namanya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI