Tak hanya orang tua, kakek-nenek yang kerap menjadi caregiver juga dibekali pelatihan khusus tentang pengasuhan positif.
“Di banyak kasus, anak-anak yang ditinggal merantau diasuh kakek-nenek yang belum tentu paham soal kebutuhan perkembangan anak masa kini. Melalui program ini, kami ingin melengkapi mereka dengan pengetahuan yang relevan,” tambahnya.
Krisis Iklim Adalah Krisis Anak
Bagi ChildFund International di Indonesia, perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan, tapi juga isu anak. Hal ini ditegaskan oleh Meinrad Indra Cahya, Senior Proram Speialist ChildFund International di Indonesia.
“Perubahan iklim tidak bisa hanya dilihat dari aspek lingkungan saja. Ia menyentuh kesehatan, pendidikan, bahkan perlindungan anak. Jika orang tua kehilangan sumber penghasilan akibat gagal panen atau nelayan tak bisa melaut, anak-anaklah yang pertama terdampak. Kami melihat ini sebagai tantangan holistik yang perlu dijawab bersama,” kata Meinrad.
Karena itu pula, ChildFund mengembangkan berbagai program berbasis aksi iklim dan pemberdayaan pemuda, alah satunya GLOW (Green Leaders for Our Well-Being) Ambassador.
Melalui inisiatif ini, ChildFund berharap kan tercipta pemimpin-pemimpin muda baru yang bergerak di isu lingkungan, terutama di aksi iklim Untuk memberikan pemahaman, awareness, dan kesadaran kepada masyarakat tentang kehidupan yang harus diubah, mulai dari gaya hidup sampai hal kecil yang mungkin dilakukan sebagai sebuah kebiasaan yang tidak baik.
"Kita memanfaatkan bonus demografi yang ada di Indonesia, karena saat ini usia produktif yang ada di Indonesia, terutama adalah orang muda," kata Meinrad mengenai alasannya memilih orang muda untuk menjadi agen perubahan.
ChildFund berharap upaya ini dapat mencegah lingkaran setan kemiskinan, migrasi, dan kekerasan terhadap anak akibat perubahan iklim. Dengan memberdayakan keluarga dan komunitas, risiko ini bisa ditekan.
Baca Juga: Gelombang Panas di Arktik Pecahkan Rekor, Naik 3 Derajat Celsius Akibat Perubahan Iklim
“Ini bukan solusi instan. Butuh komitmen jangka panjang, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan dari semua pihak agar anak-anak Indonesia tumbuh di lingkungan yang aman dan sehat, meski dunia sedang menghadapi tantangan perubahan iklim,” pungkas Ivan.
Perubahan iklim bukan hanya soal es yang mencair di kutub atau naiknya air laut, tapi juga tentang masa depan anak-anak Indonesia. Melalui pendekatan menyeluruh dan melibatkan semua elemen masyarakat, harapan untuk masa depan yang lebih baik tetap terbuka lebar.