Infografis
Suara.com - Rumah letter L atau rumah dengan bentuk menyerupai huruf L menjadi desain rumah yang digemari oleh para penduduk sub urban atau perkampungan.
Ada segudang kelebihan dari rumah letter L yang membuatnya menjadi pilihan primadona bagi mereka yang tinggal jauh dari kota.
Alasan pertama yakni terkait estetika. Bentuk rumah yang menyerupai huruf L memanjang punya kesan tersendiri sehingga sedap dipandang mata.
Rumah letter L juga menjaga keasrian dengan alam lantaran tak perlu mengubah lanskap asli lahan secara berlebihan.
Tak berhenti di situ, rumah berbentuk huruf L yang memanjang juga membuatnya memaksimalkan pencahayaan alami.
Mari intip beberapa referensi desain rumah letter L yang bisa menjadi inspirasi untuk membangun rumah di area sub urban.
Fasad depan harus maksimalkan akses pencahayaan alami
Rumah letter L harus memaksimalkan pencahayaan alami untuk memanfaatkan fitur rumah secara optimal. Sebab dengan rumah yang memanjang, cahaya lebih mudah masuk melalui jendela besar nan lebar.
Jika pencahayaan alami dapat dioptimalkan, maka penghuni rumah tak perlu menghabiskan pengeluaran banyak untuk listrik.
Bentuk bangunan yang memanjang dan menyerupai huruf L juga memberikan sirkulasi udara yang terbaik, sehingga penghuni tak merasa sumpek.
Baca Juga: 5 Desain Rumah Minimalis Modern 2 Lantai Type 36 & 45, Biaya Mulai Rp100 Jutaan
Sediakan juga lahan teras yang luas untuk halaman depan agar keasrian asli dari lahan tak hilang. Halaman depan yang disulap menjadi ruang terbuka hijau juga membuat suasana menjadi lebih rindang dan udara menjadi lebih segar.
Tata ruang interior kompak
Bagian dalam atau tata letak interior juga harus menjadi poin perhatian. Rumah dengan bentuk huruf L akan cenderung dibangun secara memanjang. Otomatis, ruangan yang tersedia akan ikut memanjang alih-alih melebar.
Meskipun bentuk ruangan tak melebar, desain tata ruang rumah huruf L tak selalu sempit. Arsitek yang cerdas akan memberikan tata letak ruang yang kompak, seperti yang dicontohkan di atas.
Tata ruang interior seperti yang dicontohkan pada akhirnya mengurangi lebar tiap ruang yang ada. Alhasil, furnitur yang dipakai cenderung kompak, mungil, dan minimalis.
Ruang yang pertama diakses oleh penghuni dan tamu adalah ruang tamu atau ruang santai keluarga. Ada beberapa sofa dan televisi dengan ukuran kompak yang ditata rapi untuk mengurangi penggunaan ruang berlebih.
Dapur dan ruang makan menjadi satu dalam satu ruangan yang sama agar lahan yang terbatas bisa dimanfaatkan secara maskimal.
