Suara.com - Nama Timothy Ronald tengah ramai diperbincangkan warganet setelah pernyataannya soal hobi ngegym memicu kontroversi di media sosial.
Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram Deddy Corbuzier pada 30 Juli 2025, Timothy menyebut bahwa orang yang suka ngegym itu “goblok” atau “bodoh”, karena menurutnya aktivitas tersebut hanya membuat otak kosong. Pernyataan ini sontak viral dan memunculkan berbagai reaksi publik.
Bagi sebagian orang, pertanyaan “Siapa Timothy Ronald?” mungkin muncul setelah kontroversi ini mencuat.
Berikut profil lengkapnya, termasuk perjalanan karier dan penjelasan soal pernyataannya yang menyulut perdebatan.
Profil dan Perjalanan Karier Timothy Ronald
![Timothy Ronald tengah menjalin hubungan spesial dengan Agatha Chelsea. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/23/21107-timothy-ronald.jpg)
Timothy Ronald lahir pada 22 September 2000 di Tangerang Selatan. Ia dikenal sebagai investor muda dan edukator finansial yang populer melalui platform Ternak Uang dan Akademi Crypto. Sejak remaja, Timothy sudah menunjukkan bakat bisnis. Ia memulai dari jualan pomade impor hingga menjadi joki game online.
Keberhasilan Timothy dalam dunia investasi membuatnya dijuluki “Raja Crypto Indonesia”. Beberapa pencapaian finansialnya antara lain membeli saham BBRI di harga Rp2.100 dan ARTO di Rp300, yang kemudian melonjak tajam.
Timothy juga menjadi salah satu pemegang saham termuda di Holywings Group.
Ia juga mendirikan Ronald Foundation untuk membangun sekolah di NTT, Blitar, dan Lombok.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sepatu Gym Pria yang Nyaman: Kualitas Bagus, Harga Mulai Rp149 Ribuan
Kesuksesannya di usia muda membuat Timothy populer di kalangan anak muda yang tertarik dengan dunia saham dan kripto.
Kontroversi Timothy Ronald: NgeGym Disebut “Bodoh”
Kontroversi bermula ketika Timothy Ronald muncul di podcast. Dalam video tersebut, ia mengatakan, "Orang yang suka ngegym itu enggak mungkin sepintar itu… ngegym itu paling goblok.”
Menurut Timothy, aktivitas seperti angkat beban hanya memaksakan tubuh tanpa memberi ruang untuk berpikir reflektif. Ia menambahkan, lari lebih bermanfaat karena memungkinkan pikiran untuk bekerja sambil bergerak.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa teman-teman yang ngegym cenderung tidak menyukai diskusi dengan orang “pintar”, sehingga pengalaman profesionalnya menggambarkan klien mereka cepat bosan dan hanya ingin hasil jangka pendek .
Pernyataan ini membuat publik geram karena dianggap menghina komunitas fitness dan melecehkan gaya hidup sehat.