Suara.com - Kalender dunia mode akan kembali menyala dengan energi yang memukau saat ASEAN Fashion Designers Showcase (AFDS) berkolaborasi dengan ikon fashion Indonesia, JF3 (Jakarta Fashion & Food Festival), dalam sebuah perayaan fashion tak terlupakan pada 24-27 Juli di Jakarta, Indonesia.
Dalam langkah berani yang memadukan kreativitas, budaya, dan haute couture, kolaborasi dinamis ini akan menghadirkan para desainer ternama dari seluruh Asia Tenggara untuk merayakan semangat fashion ASEAN yang penuh warna. Kolaborasi ini akan menampilkan perpaduan menarik antara tekstil tradisional, siluet kontemporer, dan inovasi desain masa depan—semuanya dalam satu sorotan gemerlap.

Berlatar warisan JF3 dalam mengangkat fashion dan kuliner Indonesia, AFDS akan menghadirkan pilihan kurasi desainer dari negara-negara seperti Laos, Thailand, dan Vietnam. Masing-masing desainer akan menampilkan koleksi kapsul yang mencerminkan identitas budaya mereka yang unik, sekaligus mendorong batas-batas fashion modern.
“Kolaborasi antara AFDS dan JF3 merupakan momen penting bagi dunia fashion ASEAN,” ujar Hayden Ng, Pendiri Utama AFDS. “Kemitraan ini tidak hanya merayakan keahlian dan visi para desainer regional kami, tetapi juga menjadi platform kuat untuk pertukaran lintas budaya dan narasi kreatif melalui fashion.”

Selama empat hari penuh, acara ini menghadirkan pergelaran busana, pameran desainer, diskusi fashion, dan eksibisi interaktif—mengubah Jakarta menjadi ibu kota fashion Asia Tenggara selama berlangsungnya acara.
Para pencinta fashion, pelaku tren, pembeli, dan media diundang untuk menikmati perayaan fashion lintas-ASEAN ini, di mana warisan budaya bertemu inovasi, dan kebanggaan regional berpadu dengan pesona internasional.
Myths, Majesty & Midsummer - A Southeast Asian Couture Odyssey by AFDS
Masuki dunia di mana warisan kuno, kebanggaan nasional, dan fantasi puitis bersatu. Storyboard mode tinggi ini menjelajahi keanggunan tenang sutra Laos, simbolisme ikonik gajah Thailand, dan pesona magis dongeng hutan Vietnam. Setiap cerita terungkap seperti bab dari epik modern — unik,namun terjalin harmonis dalam perayaan bersama akan identitas, keanggunan, dan pembaruan.

* The Whisper of Silk (Laos) – Bandid Lasavong
Cerita ini dimulai dengan keheningan — keheningan yang anggun dan sarat dengan warisan. Model-model melintas di atas catwalk dengan siluet yang terinspirasi dari keanggunan “old money”, dijahit dari sutra Laos yang dianyam tangan.
Baca Juga: Pertamina Sabet Juara 1 Transaksi Tertinggi PaDi UMKM 2024, Perkuat Ekosistem UMKM Lokal
Palet warnanya sederhana: ivory, champagne, antique gold, and soft jade. Detail-detailnya merupakan contoh sempurna dari keahlian tangan — motif klasik yang dihidupkan kembali dengan bordir benang emas, aksen mutiara yang halus, dan potongan yang terstruktur, mencerminkan keanggunan vintage.
Ini adalah “kemewahan yang tenang” dalam bentuk terbaiknya — percaya diri, tenang, dan sarat budaya. Setiap tampilan berbisik tentang warisan kaya seni Laos, diinterpretasikan ulang untuk bangsawan abadi masa kini.

* The Pulse of Pride (Thailand) – Pitnapat Yotinratanachai
Kecepatan meningkat. Dari ketenangan muncul kekuatan. Identitas Thailand meledak melalui motif gajah yang berani dan tak terbantahkan — diinterpretasikan bukan sekadar cetakan, melainkan sebagai bentuk patung dan narasi visual. Embossing bergaya gajah pada kulit, bentuk gading abstrak pada aksesori logam, dan jubah yang mengalir meniru gerakan makhluk megah ini mendominasi koleksi. Warna berubah menjadi royal sapphire, onyx, and sunlit bronze yang diterangi matahari.
Potongan busana berani, dengan sudut tajam dan lipatan tak terduga yang mengingatkan pada arsitektur Thailand kuno dan teknik avant-garde modern. Hasilnya kuat dan tak terlupakan —penghormatan yang berani terhadap semangat Thailand, diabadikan dalam bahasa desain yang tak akan dilupakan dunia.

* The Dream Enchanted (Vietnam) – Nicky Vu
Senja mulai turun. Dunia berubah menjadi magis. Terinspirasi oleh *A Midsummer Night’s Dream*,bab Vietnam adalah mimpi yang ethereal di mana fantasi Shakespearean bertemu dengan keanggunan feminin Vietnam. Brokat, tulle, dan hiasan halus mekar seperti bunga liar. Siluet mengalir seperti cahaya bulan — beberapa melekat pada bentuk, yang lain melayang dalam awan kain transparan yang membentang. Tweed dan denim menambahkan tekstur dan kejutan, menanamkan keajaiban dalam kenyataan. Warna pistachio, kuning mentega, dan putih porselen berkilau di samping nuansa gelap
biru senja dan obsidian. Ini adalah perpaduan antara lembut dan kuat, romantis dan bijaksana—sebuah dongeng dengan sentuhan kejam.
* Finale: A Unified Tapestry
Adegan akhir menyatukan ketiga cerita menjadi satu klimaks visual yang megah. Siluet megah Laos,drama simbolis Thailand, dan keajaiban magis Vietnam berjalan berdampingan — bukan sebagai kontras, tetapi sebagai pelengkap. Bersama-sama, mereka membentuk panorama haute couture Asia Tenggara: mendalam, tak terbatas imajinasinya, dan tak takut untuk mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan tradisi di era modern.