Apa Arti Co-parenting? Istilah yang Bikin Perceraian Acha Septriasa Tercium Publik

Kamis, 07 Agustus 2025 | 13:38 WIB
Apa Arti Co-parenting? Istilah yang Bikin Perceraian Acha Septriasa Tercium Publik
Unggahan foto terakhir Acha Septriasa mesra bareng suami (Instagram)

Suara.com - Publik dikejutkan dengan kabar perceraian Acha Septriasa dengan Vicky Kharisma. Keduanya diam-diam telah resmi berpisah sejak Mei 2025 kemarin.

Awalnya publik tidak tahu perihal Acha Septriasa cerai. Kabar ini mulai tercium publik karena tagar "co-parenting" yang ditulis sang artis dalam unggahan Instagram hari Rabu (6/8/2025).

"Love you Brie! #newLife #newhome #newday #coparenting #MommiesDuty #parentsdutyneverends," bunyi caption Acha Septriasa, dilansir pada Kamis (7/8/2025).

Sontak banyak netizen yang menyoroti istilah "co-parenting" dalam unggahan tersebut. Sebab istilah ini biasanya digunakan oleh orang tua yang telah bercerai.

Lantas, apa sebenarnya arti co-parenting? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, merangkum dari Verrywell Mind.

Apa Itu Co-parenting?

Unggahan foto terakhir Acha Septriasa mesra bareng suami (Instagram)
Unggahan foto terakhir Acha Septriasa mesra bareng suami (Instagram)

Melansir Verrywell Mind, coparenting atau pengasuhan bersama adalah pengaturan di mana kedua orang tua bekerja sama dan berbagi tanggung jawab membesarkan anak mereka meskipun sudah berpisah.

Psikolog klinis sekaligus profesor Yeshiva University, Sabrina Romanoff, PsyD., mengatakan bahwa anak seringkali menghadapi perubahan dalam keluarga mereka setelah orang tua bercerai. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan co-parenting.

Co-parenting yang baik akan membantu meningkatkan perkembangan jangka panjang anak. Lalu, bagaimana ciri-ciri co-parenting yang baik? Ulasannya ada dalam poin berikutnya.

Ciri-Ciri Co-parenting yang Baik

ilustrasi orang tua Milenial dan anak gen Alpha (freepik/Lifestylememory)
ilustrasi pola asuh orang tua. (Freepik/Lifestylememory)

Co-parenting yang baik dan sehat melibatkan penyusunan rencana serta penyelarasan dengan orang tua bersama anak dalam hal-hal seperti:

Baca Juga: Acha Septriasa Diisukan Cerai, Ini Perjalanan Kisah Cintanya dengan Vicky Kharisma

  • Jadwal kunjungan: Orang tua perlu menyusun jadwal kunjungan yang memastikan kedua orang tua dapat menghabiskan waktu berkualitas bersama anak.
  • Rutinitas harian: Untuk menjaga konsistensi antar rumah tangga, akan bermanfaat bagi orang tua untuk mendiskusikan nutrisi anak, kegiatan ekstrakurikuler, waktu tidur, waktu bangun, dan waktu menonton layar, di antara hal-hal lainnya.
  • Pendidikan: Ayah dan ibu perlu mencapai kesepakatan bersama terkait lokasi dan metode pendidikan anak. Selain itu, mereka juga harus membagi tanggung jawab seperti membiayai sekolah, menandatangani surat izin, memantau tugas-tugas sekolah, menghadiri rapat dengan guru, serta terlibat dalam aktivitas sekolah lainnya.
  • Kebutuhan medis: Penting bagi orang tua untuk menentukan siapa yang akan mendampingi anak ke dokter dan mengoordinasikan persetujuan untuk perawatan medis. Kedua orang tua harus mengetahui masalah medis yang dialami anak dan siap menangani keadaan darurat medis apa pun.
  • Keuangan: Orang tua harus mendiskusikan dan mencapai kesepakatan keuangan yang mengutamakan kepentingan terbaik anak. Jika kedua orang tua pernah bercerai, pengadilan dapat mewajibkan salah satu orang tua untuk membayar tunjangan anak.

Tips agar Co-parenting Berjalan Baik

Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dan mantan pasangan berhasil dalam mengasuh anak setelah berpisah:

  1. Jaga komunikasi yang teratur: Penting untuk menjaga komunikasi yang teratur dengan anak, rekan orang tua, dan orang tua tiri, kakek-nenek, atau pengasuh lain dalam kehidupan anak.
  2. Susun rencana pengasuhan bersama: Susun rencana bersama yang mencakup faktor-faktor yang tercantum di atas, seperti jadwal kunjungan, rutinitas harian, pendidikan, keuangan, kebutuhan medis, dll.
  3. Diskusikan perubahan rencana: Rencana pengasuhan bersama mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan anak dan keadaan orang tua. Hal ini dapat membantu memastikan semua orang memiliki pemahaman yang sama.
  4. Bersikap fleksibel: Mungkin ada kalanya segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, meskipun niatnya baik. Berikan ruang untuk fleksibilitas jika orang tua lainnya terlambat atau tidak dapat menjemput anak, pengasuh anak tidak datang tepat waktu, sekolah pulang lebih awal, atau ada keadaan darurat yang tidak terduga.
  5. Hargai gaya pengasuhan yang berbeda: Pahami bahwa setiap orang memiliki gaya pengasuhan yang berbeda.
  6. Jaga interaksi tetap hangat: Mungkin ada saatnya Anda harus bertemu atau berinteraksi dengan mantan pasangan Anda atau orang lain dalam kehidupan mereka. Usahakan agar interaksi tetap hangat dan penuh rasa hormat.
  7. Manfaatkan waktu bersama anak Anda: Pastikan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak Anda saat bersam, terutama jika waktu bersama Anda terbatas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI