Suara.com - Belakangan ini, media sosial dan pemberitaan diramaikan dengan kabar warga di pedesaan Raqqa, Suriah, berbondong-bondong menggali tanah di tepian Sungai Eufrat.
Mereka berharap menemukan emas, karena seiring menyusutnya air sungai menampakkan gundukan tanah berkilau.
Fenomena yang disebut sebagai "demam emas" ini sontak memicu pertanyaan: sebenarnya, di mana lokasi Sungai Eufrat, dan cerita apa yang tersimpan di baliknya?
Bagi kamu yang penasaran, artikel ini akan mengupas tuntas lokasi, sejarah, hingga krisis lingkungan yang tengah melanda salah satu sungai terpenting di dunia ini.
Menelusuri Jejak Sungai Eufrat: dari Turki hingga Teluk Persia
Jadi, di mana sebenarnya lokasi Sungai Eufrat? Sungai ini terletak di Asia Barat dan mengalir melalui tiga negara, yakni Turki, Suriah, dan Irak. Detailnya sebagai berikut:
Hulu (Sumber): Sungai Eufrat berawal dari dataran tinggi di Turki bagian timur, terbentuk dari pertemuan dua sungai kecil, yaitu Karasu dan Murat.
Hilir (Aliran Tengah): Dari Turki, sungai ini mengalir ke selatan, membelah lanskap Suriah. Di sinilah lokasi "demam emas" yang ramai diberitakan itu terjadi.
Muara (Ujung): Alirannya berlanjut memasuki Irak, di mana ia bertemu dengan Sungai Tigris di dekat kota Al-Qurnah. Gabungan dua sungai raksasa ini kemudian membentuk sungai baru bernama Shatt al-Arab, yang akhirnya bermuara di Teluk Persia.
Baca Juga: Hadits Nabi Muhammad Tentang Tanda Kiamat, Dikaitkan Fenomena Cari Emas di Sungai Eufrat
Sungai ini adalah arteri kehidupan di Timur Tengah dan merupakan sungai terpanjang di kawasan Asia Barat Daya.
Jalur aliran yang melintasi tiga negara tersebut membuat Sungai Eufrat tidak hanya menjadi sumber air, tetapi juga urat nadi ekonomi dan politik yang kompleks di kawasan tersebut.
Jantung Peradaban Kuno Mesopotamia
Sungai yang juga dikenal sebagai Sungai Furat dalam bahasa Arab, memiliki peran penting dalam sejarah dan peradaban kuno di wilayah Mesopotamia.
Bersama dengan Sungai Tigris, Eufrat membentuk wilayah yang dikenal sebagai Mesopotamia, yang secara harfiah berarti "tanah di antara dua sungai". Wilayah inilah yang disebut sebagai "tempat lahirnya peradaban manusia" (the cradle of civilization).
Di sepanjang bantarannya, peradaban besar seperti Sumeria, Akkadia, Babilonia, dan Asiria tumbuh dan berkembang. Kota-kota kuno yang namanya melegenda, seperti Ur, Uruk, dan Babilon, semuanya bergantung pada air dari Sungai Eufrat untuk pertanian dan kehidupan.