Turnamen Tenis Meja Inklusif di Jakarta Buktikan Disabilitas Bukan Penghalang Prestasi

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 10 Agustus 2025 | 10:48 WIB
Turnamen Tenis Meja Inklusif di Jakarta Buktikan Disabilitas Bukan Penghalang Prestasi
Turnamen Tenis Meja Inklusif di Jakarta Buktikan Disabilitas Bukan Penghalang Prestasi (Dok. Istiemewa)

Suara.com - Bagi banyak orang, kompetisi olahraga adalah ajang untuk menguji kemampuan, meraih medali, dan menorehkan prestasi. Namun, bagi atlet disabilitas, kompetisi memiliki makna yang jauh lebih dalam. 

Ia menjadi ruang untuk membuktikan potensi, menghapus stigma, dan membangun kemandirian. Di atas meja pertandingan, semua orang setara.

Tidak lagi ada label “mampu” atau “tidak mampu”, yang ada hanya ketekunan, strategi, dan semangat juang. Melalui kompetisi, penyandang disabilitas mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak berarti keterbatasan prestasi.

Lebih dari itu, kompetisi membuka akses pada pelatihan yang lebih terstruktur, dukungan publik yang lebih luas, dan peluang untuk berkarier di dunia olahraga profesional. 

Setiap pertandingan adalah langkah menuju pengakuan sosial, di mana mereka dipandang sebagai atlet yang berdedikasi, bukan sekadar penerima simpati.

NPCI DKI Jakarta Table Tennis Championship 2025: Simbol Inklusi

Semangat inilah yang menjadi roh NPCI DKI Jakarta Table Tennis Championship 2025, turnamen tenis meja inklusif terbesar di Indonesia yang digelar oleh National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) DKI Jakarta bersama Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB).

Berlangsung 8–10 Agustus 2025 di Pluit Village Mall, Jakarta Utara, turnamen ini mempertemukan 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum untuk bertanding memperebutkan total hadiah Rp180 juta.

Ketua Pelaksana, Cahaya Manthovani, menegaskan bahwa kejuaraan ini tidak hanya mencari pemenang, tetapi juga mencari bibit atlet baru untuk Paraseagames 2026 dan Paralympic 2028.

Baca Juga: Kisah Disabiltas Tetap Semangat Jalan Kaki hingga Ratusan Kilometer Demi Antar Makanan

“Kami juga ingin menunjukkan bahwa disabilitas bukan penghalang untuk berprestasi. Justru mereka memiliki semangat dan potensi besar yang bisa menjadi inspirasi kita semua,” ujar Cahaya dalam sambutannya, Jumat (8/8/2025).

Chef de Mission Paralimpiade, Reda Manthovani, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan untuk memantau performa atlet yang akan bertanding di Paraseagames Januari 2026. 

“Mereka ikut bermain di sini untuk menguji kemampuan dan melakukan pemanasan, sehingga bisa mengetahui level mereka sebelum berlaga,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa persiapan atlet telah dilakukan di Pelatnas Karanganyar, Solo. Namun, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek teknis, melainkan juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

“Persiapan teknis akan percuma tanpa support dari seluruh pemangku kepentingan olahraga. Sebagai CDM, tugas saya adalah mengorkestrasikan dukungan penuh agar target juara umum di Paraseagames nanti bisa tercapai,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) ini.

Lebih dari Sekadar Olahraga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI