Suara.com - Setiap tanggal 17 Agustus, satu bangsa serentak menghentikan aktivitasnya sejenak. Di seluruh penjuru negeri, dari Istana Negara hingga lapangan desa, gema suara lantang pembacaan sebuah naskah bersejarah kembali terdengar.
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dokumen yang menjadi puncak perjuangan dan akta kelahiran bangsa, dibacakan kembali untuk mengingatkan kita pada detik-detik paling krusial dalam sejarah negeri ini.
Namun, lebih dari sekadar seremoni tahunan, naskah singkat ini menyimpan cerita dramatis tentang keberanian, perdebatan sengit, dan semangat yang tak pernah padam.
Memahami sejarah dan isi teks proklamasi adalah cara kita merawat ingatan kolektif dan api nasionalisme.
![Ilustrasi pidato 17 agustus di kampung [Google AI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/13/43054-hut-ri.jpg)
Isi Teks Proklamasi
Dalam setiap upacara bendera 17 Agustus, naskah yang dibacakan adalah versi otentik, yaitu hasil ketikan Sayuti Melik yang telah disempurnakan dari naskah tulisan tangan Soekarno.
Inilah kalimat sakral yang menandai lahirnya sebuah negara berdaulat:
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Buka-bukaan Ustaz Felix Siauw Soal One Piece: Bukan Sekadar Hobi, tapi Pesan untuk Pemerintah
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Teks ini merupakan penyempurnaan dari naskah klad (tulisan tangan Soekarno) yang kini tersimpan rapi di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Beberapa perubahan redaksional dibuat, seperti 'Hal2' menjadi 'Hal-hal', 'tempoh' menjadi 'tempo', dan 'Wakil2 bangsa Indonesia' menjadi 'Atas nama bangsa Indonesia', yang menegaskan bahwa proklamasi ini adalah suara seluruh rakyat.
Sejarah di Balik Lahirnya Teks Proklamasi