Lahirnya teks proklamasi tidak terjadi dalam semalam. Momen ini dipicu oleh kekalahan Jepang dari Sekutu pada Perang Dunia II setelah pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki pada awal Agustus 1945.
Berita yang didengar oleh para pemuda pejuang lewat siaran radio asing ini menciptakan vacuum of power atau kekosongan kekuasaan, sebuah kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan.
- Peristiwa Rengasdengklok
Golongan muda, yang dipelopori oleh tokoh seperti Sukarni dan Chaerul Saleh, mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang.
Namun, golongan tua lebih berhati-hati untuk menghindari pertumpahan darah. Perbedaan pandangan ini memuncak pada 16 Agustus 1945, saat golongan muda "menculik" dan membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang.
Tujuannya adalah menjauhkan kedua pemimpin ini dari pengaruh Jepang dan meyakinkan mereka bahwa kemerdekaan harus dinyatakan sesegera mungkin.
- Perumusan di Rumah Laksamana Maeda
Setelah tercapai kesepakatan di Rengasdengklok, rombongan kembali ke Jakarta pada malam harinya.
Proses perumusan naskah proklamasi berlangsung di rumah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Tadashi Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1. Lokasi ini dipilih karena dianggap aman dari pengawasan militer Jepang.
Baca Juga: Buka-bukaan Ustaz Felix Siauw Soal One Piece: Bukan Sekadar Hobi, tapi Pesan untuk Pemerintah
- Detik-Detik Pembacaan Proklamasi
Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di halaman kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, teks proklamasi dibacakan dengan lantang oleh Soekarno, didampingi Hatta.
Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih pertama, yang dijahit oleh Ibu Fatmawati, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Berita kemerdekaan kemudian disebarkan ke seluruh penjuru negeri melalui radio dan surat kabar, membakar semangat perjuangan di seluruh Nusantara.
Pembacaan teks proklamasi setiap tahunnya bukan hanya ritual, melainkan sebuah pengingat bahwa kemerdekaan adalah hasil perjuangan yang mahal. Itu adalah tonggak sejarah yang menjadi landasan hukum dan sumber inspirasi bagi persatuan bangsa.