Suara.com - Taiwan sudah mulai jadi tujuan pendidikan kuliah di luar negeri bagi pelajar Indonesia. Namun yang jadi pertanyaan, benarkah biaya hidup mahasiswa di Taiwan lebih murah dibanding Jakarta?
Ketua Ikatan Citra Alumni Taiwan Indonesia (ICATI) Jakarta, Simon Hu membenarkan jika biaya hidup di Taiwan jauh lebih rendah dibanding biaya hidup di Jakarta. Bahkan ia dengan gamblang menyebut Taipei, yang tidak lain ibu kota dari Taiwan, biaya hidupnya seperti tinggal di pinggiran Jakarta.
"Ya, ini yang sebelum-sebelumnya juga biaya hidup di Taiwan itu boleh dibilang sangat rendah, jauh di bawah Jakarta. Jadinya dibanding dengan di Taipei, Taipei juga kapitalnya, ibu kotanya. Biaya hidupnya itu seperti di pinggiran Jakarta, lebih jauh lebih murah," ujar Simon Hu dalam acara Taiwan Higher Education Fair 2025 yang digelar di Pullman Jakarta Central Park, pada 9 Agustus lalu.
Menurut Simon, jika diukur berdasarkan komposisi makanan, nilai Rp20 ribu untuk satu porsi sudah berisi lauk pauk yang lengkap dan bergizi. Di sisi lain, makan dengan biaya Rp20 ribu di Jakarta isi lauk pauk kurang lengkap, dan biaya ini akan semakin murah jika bergeser sedikit ke arah selatan.
"Ya di Taipei, kalau makin ke arah selatan itu makin murah. Biasanya ada beda 10 persen. Ya, di Jakarta itu biaya hidup dari makan, dari tempat tinggal itu sangat mahal," ungkap Simon.
![Ketua Ikatan Citra Alumni Taiwan Indonesia (ICATI) Jakarta, Simon Hu. [Suara.com/Dini Afrianti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/14/52952-ketua-ikatan-citra-alumni-taiwan-indonesia-icati-jakarta-simon-hu.jpg)
Alih-alih mencari tempat kos, Simon juga bercerita kebanyakan kampus di Taiwan sudah menyediakan fasilitas asrama yang bisa membuat biaya hidup mahasiswa semakin berkurang. Biaya asrama ini berkisar antara 3.000 hingga 4.000 Taiwan New Dollar (NTD) atau setara Rp1,6 juta hingga Rp2,1 juta.
"Antara 3.000 sampai 4.000 NTD itu berarti sekitar dikalikan Rp500 sampai Rp550 sekarang paling tinggi ya," terang Simon.
Menariknya, saat pelajar luar negeri datang ke Taiwan mereka juga diharuskan membeli asuransi. Asuransi ini, menurut Simon, nantinya bisa digunakan untuk berobat di berbagai rumah sakit yang ditunjuk pemerintah setempat.
"Jadi setiap setelah masuk ke sekolah, asuransi ini sudah dibayar dengan harga yang sangat murah, dan dia bisa juga menikmati asuransi kesehatan kalau sakit ataupun mau berobat ke rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. Tapi rata-rata semua bisa dicover," paparnya.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Haru Tinamid di Jayapura, Selesaikan Skripsi Pakai Ponsel
Sehingga yang perlu disiapkan pelajar yang ingin kuliah di Taiwan hanya perlu membayar biaya di awal sekolah.
Selain itu, Taiwan juga terkenal sebagai negara yang maju sehingga selaiknya seperti Jakarta ada fasilitas kartu multitrip hingga kartu pelajar yang bisa digunakan untuk menaiki berbagai jenis angkutan umum.

Menariknya lagi, ada fasilitas transportasi gratis untuk para pelajar selaiknya di Kota Taichung, Taiwan.
"Kalau akses transportasi di Taiwan integrasi sangat-sangat bagus. Bus atau subway, tapi kebanyakan bus lah," tambah Simon.
Walaupun menurut dia, saat ini kebanyakan pelajar Taiwan cenderung beraktivitas di dekat kampus mengingat fasilitas yang sudah cukup lengkap mulai dari asrama, kantin buka 24 jam, toko buku, fasilitas kesehatan, restoran, hingga fasilitas hiburan untuk pelajar yang bisa diakses dengan berjalan kaki.
"Kantin di dalam sekolah itu terbuka. Terus pagi, siang, malam ada kantin," pungkas Simon.