Benarkah Stres dan Cemas Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut? Ini Penjelasan Dokter

Riki Chandra Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 16:20 WIB
Benarkah Stres dan Cemas Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut? Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi stres. (freepik)

Suara.com - Stres dan kecemasan tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada kesehatan kulit dan rambut.

Kondisi emosional yang tidak terkendali ini memicu berbagai perubahan fisik, mulai dari jerawat, eksim, hingga kerontokan rambut berlebihan.

“Stres dan kecemasan sangat mengganggu pikiran, sehingga dapat menimbulkan kekacauan dalam tubuh, menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang dapat membuat frustrasi sekaligus memalukan,” kata Dokter Spesialis Kulit Dr. Viral Desai, dikutip dari Antara, Senin (1/9/2025).

Dr. Desai, ahli bedah plastik kosmetik dan transplantasi rambut asal India, menjelaskan bahwa stres memicu lonjakan hormon seperti kortisol, epinefrin, dan adrenalin yang mengganggu keseimbangan alami kulit. Hal ini memicu peradangan kulit, meningkatkan produksi minyak, hingga menimbulkan jerawat, komedo, dan pori-pori tersumbat.

Hal senada disampaikan Dokter Spesialis Kulit Indian Cancer Society Mumbai, Dr. Satish Bhatia. Menurutnya, stres akibat gaya hidup modern dengan beban kerja tinggi memicu perubahan hormonal yang dapat memperburuk kondisi kulit dan rambut.

“Bagi mereka yang memiliki kondisi kulit yang mendasari seperti jerawat, eksim, atau psoriasis, stres akibat kecemasan dapat memperburuk gejala atau memicu kambuhnya gejala,” ujar Dr. Bhatia.

Selain jerawat dan eksim, stres dapat memicu hiperpigmentasi, mempercepat penuaan kulit karena berkurangnya produksi kolagen, hingga memicu rosacea yang ditandai kemerahan dan pembuluh darah terlihat. Kondisi telogen effluvium juga dapat terjadi, yaitu kerontokan rambut berlebih yang jika dibiarkan dapat mengurangi kepadatan rambut.

Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, gangguan tiroid, atau sindrom Cushing, perubahan hormon akibat stres dapat menyebabkan kulit kering, menebal, hingga memicu Akantosis Nigrikans atau penggelapan kulit.

“Pelepasan kortisol selama stres menyebabkan peradangan di bawah kulit yang mempercepat penuaan,” tambah Bhatia.

Untuk mencegah dampak stres pada kulit, dokter menyarankan relaksasi dengan meditasi, yoga, atau latihan pernapasan, serta menjaga pola tidur 7-8 jam per malam. Perawatan kulit yang lembut, bebas pewangi, dan konsultasi dengan dokter kulit juga penting untuk perawatan jangka panjang.

Masalah kulit akibat stres dapat menciptakan siklus emosional yang memperburuk kesehatan mental dan fisik. Namun, pendekatan holistik dapat membantu memutus siklus tersebut dan menjaga kesehatan kulit serta rambut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?