Pernyataan Sikap Atas Situasi yang Mencederai Masyarakat, Closing ARTJOG 2025 Jadi Ruang Ekspresi

Selasa, 02 September 2025 | 13:58 WIB
Pernyataan Sikap Atas Situasi yang Mencederai Masyarakat, Closing ARTJOG 2025 Jadi Ruang Ekspresi
ARTJOG 2025 - Motif resmi ditutup (Dok: Artjog 2025)

Suara.com - Di tengah kondisi negara yang tengah bergejolak, Heri Pemad, Direktur ARTJOG, menutup rangkaian pelaksanaan ARTJOG 2025 - Motif: Amalan, tanpa perayaan.

Sebagai sebuah festival yang berpijak pada semangat kebersamaan, malam penutupan kali ini diubah menjadi sebuah ruang pernyataan sikap atas situasi keruh yang terus mencederai kita semua. Sebuah peristiwa dan momen untuk saling berbagi pandangan kritis melalui pendekatan seni, karena sejatinya seni tidak terpisah dan selalu menjadi bagian yang menyertai kegelisahan masyarakat secara luas.

Sebagaimana tema “Amalan” yang tidak hanya terbatas pada definisi literalnya, ARTJOG 2025 telah membawa kita ke dalam ruang reflektif dan imajinatif untuk melihat bagaimana praktik dan karya para seniman menyoroti hubungan antara manusia dan lingkungan di sekitarnya.

Dengan kata lain, tema “Amalan” telah melampaui arti sempitnya sebagai ‘klise’ pahala, dan para seniman merupakan subjek aktif pada konteks yang lebih luas alih-alih terisolasi dalam konteks estetika semata.

Menutup rangkaian trilogi Motif yang telah dirancang sejak tahun 2023, kurator Hendro Wiyanto menyatakan bahwa ‘motif’ merupakan kerangka kritis yang tidak hanya berperan untuk menelusuri proses penciptaan dan pembacaan karya para seniman. Dalam konteks hari ini, ‘motif’ juga dapat digunakan untuk menyelami gejala sosial dan politik di mana seniman memiliki peran penting dalam membagikan pesan-pesan tersebut demi kebaikan hidup bersama.

Dalam ARTJOG 2025, malam penutupan diubah menjadi sebuah ruang pernyataan sikap atas situasi keruh yang terus mencederai kita semua (Dok: Artjog 2025)
Dalam ARTJOG 2025, malam penutupan diubah menjadi sebuah ruang pernyataan sikap atas situasi keruh yang terus mencederai kita semua (Dok: Artjog 2025)

“Melalui pergulatan untuk menghadirkan motif-motif yang baik, indah dan benar para senimanlah yang pertama-tama akan memberi tahu kita, mana sesungguhnya pemimpin yang patut kita pilih, mereka yang sungguh-sungguh mengamalkan amanat politik untuk kebaikan hidup bersama, bukan melindas dan mempertontonkan arogansinya pada yang lemah. Tiap seniman, sesungguhnya hanyalah seorang kurir bagi pesan-pesan kebaikan dalam kehidupan bersama kita,” tegas Hendro Wiyanto.

Melalui bait-bait doanya, seniman Faisal Kamandobat menuntun kita untuk merenungkan kembali segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup sebagai manusia. Di samping memungkasi tema “Amalan” dengan rasa syukur, doa ini adalah permohonan kepada Sang Pencipta agar kita mendapatkan perlindungan serta kekuatan untuk menghadapi berbagai hal yang kini semakin jauh dari nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.

Dalam doanya, Faisal Kamandobat menuturkan:

Gusti, kula nyuwun pangapunten
Kami mengelola ladang dan hutan yang luas
Tapi masih banyak yang menderita kelaparan
Kami mempelajari pengetahuan yang tinggi
Namun semakin jauh dari kebenaran
Kami memeluk agama dan membangun banyak tempat ibadah
Namun semakin jauh dari-Mu

Baca Juga: Pasar Lokal UMKM Vol.5: Perempuan Berdaya & UMKM Berjaya di Makassar, 3-7 September 2025

Negara kami membuat banyak sekali aturan dan undang-undang
Namun kehidupan kami justru semakin jauh dari keadilan.


Rangkaian acara malam ini pun diakhiri dengan penampilan Sirin Farid Stevy dan Prontaxan yang mengajak kita semua agar tetap menggantungkan harapan pada situasi yang kian memprihatinkan.

Sebagaimana musik adalah alat perjuangan, lirik-lirik Sirin Farid Stevy merupakan stimulan untuk selalu merangkul satu sama lain demi terwujudnya cita-cita bersama. Kalimat-kalimat seruan yang terselip di tengah alunan musik funkot Prontaxan pun mengingatkan kita bahwa kesadaran untuk saling merawat kekuatan merupakan pondasi penting dalam memperjuangkan hak-hak kita sebagai masyarakat.

Dengan ditutupnya ARTJOG 2025 bukan berarti ARTJOG mengakhiri komitmen untuk menciptakan ekosistem seni yang lebih kritis dan terbuka untuk sesama. ARTJOG akan terus menghadirkan pengalaman yang segar dalam setiap penyelenggaraannya melalui berbagai program dan agenda di mana keterlibatan masyarakat menjadi bagian utama. ARTJOG pun mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan komitmen para seniman dan pekerja kreatif yang terlibat, para sponsor, mitra, lembaga, dan institusi yang telah mendukung pelaksanaan, serta masyarakat yang telah berpartisipasi langsung dalam seluruh rangkaian kegiatan ARTJOG tahun ini.

Sampai jumpa di ARTJOG tahun depan bersama kurator, tema, dan suasana baru pada 19 Juni 2026! ***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?