Suara.com - Setiap orang memiliki beragam jenis kecerdasan yang memengaruhi cara berpikir, merespons, dan menjalani kehidupan. Tiga di antaranya adalah IQ, EQ, dan SQ.
Memahami perbedaan ketiganya sangat penting agar bisa memaksimalkan potensi diri dalam pekerjaan maupun dalam membangun hubungan sosial.
IQ menilai kemampuan intelektual, logika, dan analisis. Sedangkan EQ menekankan pada kecerdasan emosional dan kemampuan mengelola perasaan.
SQ membantu memberikan makna pada setiap tindakan dan keputusan hidup, sehingga seseorang bisa menempatkan pilihannya.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan IQ, EQ, dan SQ, beserta peran masing-masing dalam mengembangkan potensi diri secara optimal.

Perbedaan IQ, EQ, dan SQ
Istilah Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) tentu sudah tidak asing lagi bagi banyak orang.
Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara ketiganya? Melansir dari laman RS Soeradji Tirtonegoro, berikut uraian mengenai IQ, EQ, dan SQ.
Intelligence Quotient (IQ)
Intelligence Quotient (IQ) adalah ukuran kecerdasan intelektual seseorang, termasuk kemampuan berpikir logis, menganalisis, dan memecahkan masalah.
IQ juga berhubungan dengan kemampuan komunikasi, cara merespons situasi, serta kemampuan mempelajari materi yang bersifat numerik, seperti matematika.
Baca Juga: Agnez Mo Sentil Kualitas EQ Anggota DPR, Berapa Nilai EQ yang Baik?
Skala IQ terbagi menjadi beberapa kategori, mulai dari Genius ( lebih dari atau sama dengan 160), Sangat Cerdas (140–159), Cerdas (120–139), Di Atas Rata-Rata (110–119), Rata-Rata (90–109), Di Bawah Rata-Rata (80–89), hingga Borderline (70–79).
Emotional Quotient (EQ)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengendalikan emosi diri sendiri maupun orang lain.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa EQ sering lebih menentukan keberhasilan seseorang dibandingkan sekadar kecerdasan intelektual.
Menurut Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence – Why it Can Matter More Than IQ, EQ terbagi menjadi lima aspek utama.
Kelima aspek utama tersebut meliputi kesadaran diri, pengendalian diri, keterampilan sosial, empati, dan motivasi.
Goleman menekankan, tanpa penguasaan kelima aspek ini, seseorang dengan IQ tinggi pun dapat mengalami kendala dalam dunia akademik maupun pekerjaan.