Indonesia Design Week 2025: Kolaborasi Menarik Desainer Top Dunia dan UMKM Lokal!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Senin, 15 September 2025 | 05:53 WIB
Indonesia Design Week 2025: Kolaborasi Menarik Desainer Top Dunia dan UMKM Lokal!
Indonesia Design Week 2025: Ideantity” Jadi Panggung Kreatif Kelas Dunia (Dok. Istimewa)

Suara.com - Indonesia Design Week (IDW) 2025 resmi membuka tirai perayaan desain terbesar tanah air. Bertempat di Indonesia Design District (IDD) PIK2, acara ini berlangsung selama sembilan hari penuh, dari 12 hingga 20 September 2025.

Acara ini akan menghadirkan rangkaian program yang merayakan desain, seni, arsitektur, hingga aktivitas sosial berbasis komunitas.

Mengangkat tema “Ideantity”—perpaduan kata idea dan identity—IDW 2025 mengajak insan kreatif untuk merevitalisasi jati diri desain Indonesia di panggung global.

Tema ini menegaskan bahwa Indonesia bukan sekadar konsumen desain, melainkan kontributor penting yang siap memberi warna dalam percakapan internasional.

“Desain bukan hanya milik kalangan tertentu. Desain bisa menjadi bahasa universal yang menyatukan ide, budaya, dan komunitas. Tapi yang tak kalah penting, desain juga harus membumi, relevan, dan berdampak langsung ke masyarakat,” ungkap Aditya Rahmat Darwanto, perwakilan IDW.

Melalui pesan ini, IDW menekankan pentingnya desain sebagai alat transformasi sosial, bukan hanya estetika visual.

Kolaborasi Lintas Disiplin

Tahun ini, IDD PIK2 memperluas cakupan dengan menghadirkan pameran instalasi kolaboratif, dialog internasional, pasar kreatif lokal, hingga agenda edukasi mahasiswa. 

Nama-nama besar dunia turut ambil bagian, seperti Marva Griffin, Pendiri SaloneSatellite, serta Laura Kohler, Chief Sustainability & DEI Officer KOHLER Co., yang berbicara tentang desain berkelanjutan. Townhall IDD disulap menjadi ruang interaksi lintas disiplin. 

Baca Juga: Flavio Boston, Usaha Sepatu Lokal yang Bertahan 30 Tahun

Pengunjung dapat menikmati karya kolaboratif seperti SMEG x Museum Macan, Milimeter Manifesto, AHEC x Studio Hendro, Kohler Installation, Viro x Tulola, hingga ICAD By The Bay Vol.03 yang menyatukan Saniharto dengan Ghea Fashion Studio. 

Instalasi ini bukan sekadar pajangan indah, tetapi juga mengundang refleksi dan percakapan kritis. Tak ketinggalan, proyek IMPAX menunjukkan sisi keberlanjutan dengan mengolah limbah tahu dan kayu menjadi karya artistik. 

IDW 2025 juga melibatkan masyarakat luas lewat tur edukatif mahasiswa, Artisan Alley yang menghadirkan 51 artisan dan UMKM, serta Firm Office Grand Prix, sebuah balapan kursi kantor unik nan menghibur.

Kegiatan sosial juga menjadi sorotan, mulai dari Sip & Tip, di mana desainer turun langsung ke balik bar dan seluruh tip didonasikan untuk komunitas, hingga Bedah Rumah bersama tenant IDD dan Community Development ASG.

Dukungan Nasional dan Internasional

Dari sisi pemerintah, Kemenparekraf menegaskan bahwa IDW adalah ekosistem, bukan sekadar pameran. 

“Ini adalah tempat para pelaku kreatif bisa berjejaring, bertukar ide, dan menciptakan kolaborasi nyata lintas sektor,” jelas Yuke Sri Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain.

Tak hanya pemerintah, dukungan internasional juga mengalir. Media global seperti Dezeen, Design Anthology, hingga Archinesia ikut meliput. 

5Malam pembukaan pun semakin bergengsi dengan hadirnya lebih dari 15 perwakilan kedutaan besar dari Italia, Denmark, Kanada, Brasil, Mesir, dan negara lainnya.

Hal yang membuat IDW 2025 semakin istimewa adalah keterbukaannya. Semua acara bisa dinikmati gratis, terbuka untuk publik, dan menyambut siapa saja.

“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya pasar desain, tapi juga pemain penting dalam ekosistem global. Dan yang paling membanggakan: acara ini gratis, terbuka untuk publik, dan menyambut siapa saja,” tutup Adit.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI