Viral 'Rp10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat', Berapa Uang Belanja Ideal Menurut Islam?

Nur Khotimah Suara.Com
Sabtu, 27 September 2025 | 15:45 WIB
Viral 'Rp10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat', Berapa Uang Belanja Ideal Menurut Islam?
Viral konten Rp10 Ribu di tangan istri yang Tepat. (Gemini)

Suara.com - Beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan oleh konten seorang ibu hamil yang membagikan vlog memasak dengan budget hanya Rp10 ribu per hari.

Lebih mengejutkan lagi, dari uang belanja tersebut, ia masih bisa menabung hingga Rp7 ribu. Video sederhana itu langsung viral dan menuai ribuan komentar dari netizen.

Sebagian besar warganet menyoroti bagaimana sang istri mampu berhemat luar biasa. Namun, banyak pula yang justru menyinggung kondisi sang suami.

Beberapa komentar menyindir: "10 ribu tapi suaminya masih merokok?", atau "Daripada hemat segitunya, mending suaminya berhenti ngerokok".

Ada juga yang merasa iba dengan kondisi rumah tangga itu, mengingat sang istri sedang hamil namun harus berhemat ketat.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan lebih besar, berapa sebenarnya uang belanja ideal untuk keluarga menurut Islam?

Apakah benar seorang istri hanya berhak mendapatkan uang belanja dalam jumlah terbatas sesuai kemampuan suami, ataukah ada ketentuan lain?

Nafkah Ideal Menurut Buya Yahya

Dalam sebuah pengajian yang dapat disimak kembali dalam channel YouTube, seorang ulama Indonesia yakni Buya Yahya menjelaskan bahwa nafkah dan uang belanja sejatinya tidak perlu dipisahkan terlalu jauh.

Nafkah adalah kewajiban yang Allah bebankan kepada suami untuk mencukupi kebutuhan istrinya. Ini mencakup makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak.

Baca Juga: Reaksi Tasya Farasya Saat Tahu Suami Gelapkan Uangnya

Sedangkan istilah "uang belanja" biasanya dipahami sebagai biaya sehari-hari yang dikelola istri untuk kebutuhan keluarga, terutama makan bersama anak dan suami.

Artinya, uang belanja tetap bagian dari nafkah. Jadi, ketika seorang suami memberi uang belanja, sejatinya ia sedang menunaikan kewajiban nafkah.

Namun, ulama juga menekankan bahwa pemberian nafkah harus disesuaikan dengan kemampuan suami.

Dalam mazhab Syafi’i, ukuran nafkah ditentukan sesuai dengan kondisi finansial suami. Jika ia mampu, maka sebaiknya memberi lebih.

Jika terbatas, maka cukup memberi sesuai kemampuannya, asalkan kebutuhan pokok istri dan anak-anak tetap tercukupi.

Berkaitan dengan konten viral di atas, meski konteks dalam kontennya bisa menunjukkan betapa hebatnya seorang istri yang pandai mengatur keuangan dengan Rp10 ribu saja, ia bisa menghidangkan makanan untuk keluarga sekaligus menyisihkan tabungan, netizen menjadi miris.

Sebab, kembali kepada peringatan para ulama yang mengingatkan agar suami tidak serta-merta menjadikan hal ini sebagai alasan untuk memberi terlalu sedikit.

Buya mencontohkan ada suami yang belajar fiqih, cerdas dalam fiqih, cerdas dalam ilmu ngajinya tetapi ia hanya memberi nafkah sekadar "dua genggam beras per hari" dengan alasan itu sudah cukup.

Tindakan itu mencerminkan kemampuan belajar fiqih yang tidak disertai dengan akhlak dan hati nurani.

Nafkah tidak boleh dipahami sebatas hitung-hitungan minimal karena itu merupakan bentuk tanggung jawab sekaligus kasih sayang.

Istri yang rela memasak, mencuci, hingga merawat anak-anak sejatinya telah memberikan kontribusi besar bagi rumah tangga. Semua itu sebenarnya bukan kewajiban istri menurut fikih, melainkan bentuk pengabdian dan cinta.

Karena itu, suami yang baik tidak boleh pelit, apalagi ketika istrinya sedang hamil yang jelas membutuhkan gizi lebih.

Lantas berapa uang belanja ideal menurut islam?

Uang Belanja Ideal Menurut Islam

Islam tidak menetapkan angka pasti berapa nafkah atau uang belanja yang ideal. Ukurannya adalah kecukupan. Artinya, nafkah harus bisa memenuhi kebutuhan dasar istri dan anak-anak, di antaranya:

  1. Makanan yang layak dan bergizi
  2. Pakaian yang pantas untuk menutup aurat
  3. Tempat tinggal yang aman dan sesuai kondisi keluarga

Jika kebutuhan pokok ini terpenuhi, maka nafkah dianggap sah. Adapun tambahan seperti kendaraan, perhiasan, atau rumah yang lebih besar adalah bentuk kebaikan dan kasih sayang ekstra dari suami, bukan kewajiban mutlak.

Namun, penting digarisbawahi jangan sampai suami memberi terlalu sedikit sehingga istrinya harus berhemat berlebihan, apalagi sampai mengorbankan kesehatan.

Dalam kasus ibu hamil yang viral tadi, wajar jika netizen khawatir. Sebab, gizi ibu hamil seharusnya lebih diperhatikan.

Viralnya konten Rp10 ribu ini seharusnya menjadi bahan refleksi, bukan sekadar hiburan. Dari sisi istri, kita dapat belajar tentang kesabaran, kreativitas, dan kemampuan mengatur keuangan.

Dari sisi suami, kita diingatkan tentang kewajiban nafkah yang jangan sampai disepelekan.

Buya Yahya mengingatkan, rumah tangga yang hanya berlandaskan tuntut-menuntut tidak akan bahagia. Suami jangan pelit, istri jangan boros.

Suami bekerja mencari rezeki, istri menjaga amanat rezeki itu. Jika keduanya saling memahami, rumah tangga akan terasa lebih indah.

Demikian itu uang belanja ideal menurut Islam. Bukan soal besar kecilnya angka, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan rasional. Mengedepankan kesehatan mental dan fisik.

Kontributor : Mutaya Saroh

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI