Suara.com - Adakah cara untuk mengurangi dampak efek buruk radioaktif cesium-137? Hal ini mungkin menjadi pertanyaan warga Cikande di wilayah Kabupaten Serang. Pasalnya, Kementerian Koordinator Bidang Pangan baru saja menetapkan wilayah tersebut terpapar radiasi radionuklidal CS-137.
“Kita hari ini menetapkan Cikande sebagai status kejadian khusus radiasi radionuklidal CS-13. Jadi, status kejadian khusus itu di Cikande, tidak ada di tempat lain,” ujar Zulkfli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan.
Demi mencegah penyebaran radiasi, pemerintah telah melakukan pencegahan masuknya kontainer terkontaminasi ke Tanjung Priok serta pengangkatan sumber radiasi.
Kementerian Koordinator Bidang Pangan juga telah melakukan pemeriksaan terhadap PT PMT di Cikande sebagai pabrik lokasi sumber kontaminan dan 15 pemilik lapak besi bekas.
Seiring dengan langkah pencegahan dari pemerintah, adakah hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah atau setidaknya mengurangi dampak buruk cesium 137? Berikut jawabannya.
Dampak Buruk Radioaktif Cesium-137

Cesium-137, atau biasa ditulis Cs-137, merupakan salah satu isotop radioaktif yang dihasilkan dari proses fisi nuklir, misalnya di reaktor atau ledakan nuklir. Unsur ini memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun, yang artinya butuh waktu lama bagi radiasi yang ditimbulkannya untuk benar-benar hilang secara alami.
Karena sifatnya yang bertahan lama inilah, Cs-137 dianggap berbahaya jika menyebar ke lingkungan tanpa pengendalian.
Paparan cesium-137 dalam dosis tinggi bisa menimbulkan radiasi akut. Gejalanya antara lain mual, muntah, pusing, hingga kerusakan organ dalam yang cukup serius.
Baca Juga: Busi Radioaktif Pernah Bikin Geger, Sejarah Gila Produk Otomotif Bikin Keder
Bila kontak terjadi dalam jangka panjang meskipun pada dosis lebih rendah, efeknya tetap berbahaya. Cs-137 cenderung menumpuk di jaringan otot manusia, dan paparan kronis dapat meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker darah (leukemia) dan kanker tiroid.
Tak hanya berbahaya bagi tubuh manusia, Cs-137 juga bisa mencemari lingkungan. Bila partikel radioaktifnya menyebar ke udara, tanah, atau air, maka rantai makanan ikut terkontaminasi.
Tanaman yang tumbuh di tanah tercemar berpotensi menyerap zat ini, lalu dimakan hewan ternak, dan akhirnya masuk ke tubuh manusia melalui makanan sehari-hari. Kondisi inilah yang pernah terjadi pada beberapa kecelakaan nuklir besar di dunia, di mana tanah dan hasil pertanian tidak lagi aman untuk waktu yang sangat lama.
Bagi warga yang tinggal dekat lokasi terpapar, efek psikologis juga tidak boleh diabaikan. Kekhawatiran, ketakutan, hingga stigma sosial bisa muncul, membuat masyarakat merasa tidak aman walaupun langkah teknis sudah dilakukan pemerintah.
Jadi, dampak cesium-137 bukan sekadar urusan medis, tetapi juga menyangkut aspek sosial dan ekonomi.
Cara Mengurangi Efek Radioaktif Cesium-137