Suara.com - Dunia medis Sulawesi Selatan diselimuti kabar duka mendalam atas wafatnya Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, dr. Abdul Azis SpU.
Dokter spesialis urologi ini mengembuskan napas terakhirnya di Mekkah, Arab Saudi, saat tengah menjalankan ibadah umrah.
Berdasarkan informasi yang beredar, dr. Abdul Azis wafat di Tanah Suci usai merampungkan misi kemanusiaan di Palestina.
Meskipun penyebab pasti meninggalnya belum terungkap, kepergian sosok yang lahir di Nipah Panjang pada 17 Mei 1977 ini dikenang oleh banyak rekan sejawat dan muridnya sebagai pribadi yang penuh semangat melayani sesama dan berdedikasi tinggi.
Profil dr Abdul Azis, Sp.U
Dr. Abdul Azis dikenal luas sebagai figur multitalenta di bidang kedokteran dan kemanusiaan. Ia tidak hanya memimpin organisasi profesi sebagai Ketua IDI Makassar, tetapi juga menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas) sekaligus dosen.
Jiwanya yang aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan terpatri kuat. Ia memimpin dua organisasi relawan besar di Sulawesi Selatan, yaitu Masyarakat Hijrah Tanpa Nama (Mahtan) dan Komunitas Relawan Emergensi Indonesia (Kreki) Sulsel.
Kedua organisasi ini dikenal sering turun langsung membantu warga yang menghadapi situasi darurat dan bencana
Garda Terdepan Pandemi dan Pilihan Bedah
Baca Juga: Masjid 99 Kubah Makassar Direhabilitasi
Dedikasi tertinggi Dr. Azis terekam jelas di masa kritis pandemi Covid-19. Ia dipercaya memimpin Satgas Penanganan Covid-19 IDI Makassar sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Satgas Covid-19 RSUD Daya.
Peran gandanya ini memastikan tenaga medis tetap solid dan kuat di tengah tekanan berat yang ditimbulkan oleh pandemi.
Perjalanan kariernya sendiri merupakan panggilan yang berubah arah. Di masa kecilnya, Dr. Azis justru bercita-cita menjadi insinyur penerbangan, terinspirasi oleh sosok B.J. Habibie.
Namun, dorongan orang tua mengalihkannya ke dunia kedokteran. Setelah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Farmasi (SMF) dan menjadi Ketua OSIS, ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Di Unhas inilah jiwa kepemimpinan dan kerelawanan Dr. Azis tumbuh subur. Ia aktif di berbagai organisasi seperti Tim Bantuan Medis (TBM), pecinta alam, hingga HMI, dan kerap terlibat langsung dalam aksi kemanusiaan di wilayah bencana, dari Ambon hingga Ternate.
Saat menjalani masa Koas (dokter muda), ia menemukan panggilan hati di bidang bedah.