Dalam beberapa tahun terakhir, prosedur facelift telah mengalami perubahan signifikan pada sebagian demografi pasien.
Dilansir dari CNN, Semakin banyak orang muda yang tertarik untuk menjalani operasi ini, bukan hanya sebagai cara untuk mengurangi tanda-tanda penuaan, tetapi juga untuk memperbaiki dan memperindah fitur wajah mereka.
Hal ini mencerminkan perubahan cara pandang masyarakat terhadap kecantikan dan penampilan, terutama di era digital saat ini.
Kim Haberly, seorang wanita berusia 37 tahun dari Perth, Australia, adalah salah satu contoh dari tren ini. Ia melakukan perjalanan lebih dari 12.000 kilometer ke Turki untuk menjalani facelift yang dikenal sebagai deep plane facelift.
Prosedur ini tidak hanya mengangkat kulit, tetapi juga jaringan bawah lebih dalam, memberikan hasil yang lebih tahan lama.
Meskipun tergolong lebih muda dari rata-rata pasien facelift, ia merasa perlu untuk melakukan operasi ini demi meningkatkan penampilan.
Meningkatnya jumlah pasien muda yang memilih facelift tidak dapat dipisahkan dari tekanan sosial dan budaya yang muncul akibat penggunaan media sosial.
Banyak orang muda merasa tertekan untuk tampil sempurna di platform seperti Instagram dan TikTok, di mana penampilan fisik seringkali menjadi sorotan utama.
Suara.com - Dr. Jonathan Zelken, seorang ahli bedah plastik bersertifikat, mencatat bahwa pasiennya yang berusia 20-an dan 30-an tidak mencari solusi untuk kerutan, tetapi lebih untuk mendapatkan garis rahang, pipi, dan alis yang lebih tajam.
Baca Juga: Apakah Amanda Manopo Menjalani Operasi Plastik?
Data dari American Society of Plastic Surgeons (ASPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, jumlah pasien facelift berusia antara 20-29 tahun dan 30-39 tahun masing-masing meningkat sebesar 7% dibandingkan tahun sebelumnya.
![Ilustrasi Perawatan Facelift. [pexels.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/03/22845-ilustrasi-perawatan-facelift.jpg)
Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak generasi muda memandang facelift sebagai cara untuk mencapai penampilan yang mereka inginkan, bukan hanya untuk mengatasi penuaan.
Namun, meskipun tren ini semakin populer, ada beberapa dokter yang menunjukkan kekhawatiran.
Beberapa ahli bedah percaya bahwa pasien muda mungkin lebih rentan terhadap komplikasi dan mungkin tidak sepenuhnya memahami risiko yang terlibat.
Kelly Killeen, seorang ahli bedah plastik di Beverly Hills, mengingatkan bahwa sementara pasien yang lebih tua sering kali ingin mengembalikan penampilan mereka, pasien muda mungkin sedang mengejar standar kecantikan yang tidak realistis.
Emily Cipryk, seorang pasien facelift berusia 28 tahun dari Toronto, juga berbagi pengalamannya. Ia melakukan perjalanan ke Turki untuk menjalani beberapa prosedur sekaligus, termasuk facelift, blepharoplasty, dan lip lift.