suara hijau

Lonjakan Kasus Flu di Perkotaan, Benarkah Dipicu Perubahan Iklim?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 12 November 2025 | 15:33 WIB
Lonjakan Kasus Flu di Perkotaan, Benarkah Dipicu Perubahan Iklim?
Ilustrasi flu (Pexels.com/Andrea Piacquadio)
Baca 10 detik
    • Kasus flu meningkat di Indonesia, sejalan dengan lonjakan di Asia Tenggara menurut Kemenkes & WHO.
    • Penyebab utama: perubahan suhu ekstrem, cuaca tak menentu, dan polusi udara mempercepat penyebaran virus.
    • Solusinya: vaksinasi tahunan dan gaya hidup sehat masih jadi benteng utama, ditambah kesadaran soal lingkungan.

Suara.com - Belakangan ini banyak orang-orang mulai merasa tubuhnya gampang drop,  mulai dari hidung tersumbat, tenggorokan gatal, sampai meriang tanpa sebab yang jelas.

Di media sosial, keluhan soal “flu barengan” pun ramai dibahas warganet. Rupanya, isu itu bukan sekadar kebetulan ataupun guyonan,  Saat ini kasus influenza memang sedang meningkat di berbagai daerah Indonesia.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lonjakan flu terjadi hampir serentak di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. penyebabnya bukan cuma soal daya tahan tubuh yang menurun tapi cuaca yang makin tidak stabil dan polusi udara ikut serta mempercepat penyebaran virus.

Ilustrasi flu. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi flu. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Suhu bumi yang bisa melonjak hingga 37°C di siang hari lalu turun drastis saat malam mengakibatkan fluktuasi yang bikin tubuh kewalahan beradaptasi, apalagi kalau disertai dengan kualitas udara yang buruk.

“Perbedaan suhu yang ekstrem antara siang dan malam hari dapat menurunkan imunitas lokal saluran napas. Saat tubuh belum sempat beradaptasi dengan perubahan suhu yang cepat, risiko terinfeksi virus influenza meningkat,” ujar Pakar kesehatan pernapasan IPB University, Dr dr Desdiani, SpP, MKK, MSc (MBioEt)

Kepadatan kota seperti Bogor dan Jakarta ikut memperburuk situasi. Dimana ruang hijau yang menipis dan jumlah bangunan yang terus bertambah membuat panas mudah terjebak di permukaan kota sementara asap kendaraan menambah beban udara yang sudah tercemar polusi kendaraan.

“Campuran panas, debu, dan polutan itu membuat virus lebih gampang bertahan di udara. Jadi wajar kalau banyak orang sekarang gampang flu,” ujar Dr. Desdina.

Meski begitu, Dr. Desdiani menekankan bahwa serangan virus influenza ini masih bisa dikendalikan. Vaksinasi influenza tahunan dan pola gaya hidup yang baik akan tetap jadi benteng utama untuk mencegah wabah yang lebih luas.

“Vaksin memang nggak bikin kebal total, tapi bisa menurunkan risiko sakit parah dan rawat inap, terutama anak-anak, lansia, dan orang yang punya penyakit kronis,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Tegaskan Dukung Penuh Inisiatif Brasil untuk Konservasi Hutan Tropis

Ia juga mengingatkan bahwa isu lingkungan tak bisa dipisahkan dari kesehatan. vaksinasi influenza dan kesadaran lingkungan harus berjalan beriringan. “Perubahan iklim dan penurunan kualitas udara bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan publik. Karena itu, mitigasi lingkungan harus menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit menular,” ujarnya. 

Jadi, kalau akhir-akhir ini kamu sering pilek tanpa sebab jelas, jangan buru-buru nyalahin cuaca aja. Bisa jadi, tubuh kamu sedang kewalahan menghadapi lingkungan yang berubah terlalu cepat.

Penulis: Muhammad Ryan Sabiti

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI