- Survei Koaksi Indonesia 2024 menunjukkan 76 persen responden muda tertarik karier hijau, namun akses informasi dan pelatihan masih timpang di daerah.
- Wilayah seperti NTT memiliki potensi besar energi bersih dan ekonomi hijau, namun talenta muda memerlukan dukungan ekosistem dan program konkret.
- Koaksi Indonesia mengadakan Green Jobs Workshop di NTT dan Sulteng (November 2025) untuk meningkatkan kapasitas dan mendorong motor penggerak sektor hijau.
NTT dan banyak daerah di Timur Indonesia sedang mengalami pertumbuhan penduduk usia produktif. Jika diarahkan ke sektor hijau, bonus demografi ini bisa menjadi akselerator transformasi ekonomi.
Namun, Yohanes mengingatkan bahwa bonus demografi tidak akan berdampak jika tidak disertai peningkatan kesehatan dan pendidikan vokasi.
“Tanpa itu, kita tidak akan mampu memanfaatkan peningkatan jumlah penduduk usia produktif yang signifikan,” katanya.
Dari pemerintah daerah hingga universitas, semua pihak melihat peluang besar sektor hijau. Tantangannya tinggal bagaimana memastikan anak muda memiliki informasi, keterampilan, dan ruang untuk mengambil bagian.
Dengan adanya inisiatif seperti Green Jobs Workshop, gambaran masa depan mulai terlihat lebih jelas. Program pelatihan, jejaring lintas daerah, serta peta jalan 2045 yang terstruktur bisa menjadi fondasi agar green jobs tak lagi hanya jadi wacana, tetapi sungguh menjadi ruang karier yang diisi anak-anak muda dari seluruh Indonesia.
Jika generasi muda di kota besar sudah banyak yang melirik green jobs, kini saatnya talenta dari kawasan timur ikut masuk ke pusat panggung. Karena transisi energi tidak akan berjalan tanpa mereka yang lahir dan tumbuh di wilayah dengan potensi hijau terbesar.
Dan mungkin, masa depan hijau Indonesia justru akan bersinar dari Timur.
