- MAJU:ON Hackathon 2025 diadakan untuk mengakselerasi ide mahasiswa dan founder muda menjadi startup energi terbarukan nyata.
- Program ini menawarkan pelatihan, mentoring intensif, dan total hadiah hingga Rp50 juta untuk dua jalur peserta.
- Tujuan utamanya adalah menghasilkan solusi hijau yang berdampak nyata, didukung oleh jaringan universitas terkemuka Indonesia.
Suara.com - Setiap mahasiswa pasti pernah merasakan punya ide keren yang setelah dipresentasikan hilang begitu saja di folder laptop. Padahal, banyak dari ide itu sebenarnya punya potensi besar, termasuk menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Sekarang, peluang untuk merealisasikan ide mulai terbuka lebar.
Di tengah ambisi Indonesia menggenjot energi terbarukan hingga 70% dari kapasitas baru dalam 10 tahun ke depan, kebutuhan terhadap inovasi justru melonjak. Dari teknologi surya, biomassa, efisiensi energi, sampai sistem komunal seperti biogas dan mikrohidro, semua butuh ide baru, eksekusi segar, dan tentu saja: anak muda yang berani mencoba.
Lewat MAJU:ON Hackathon 2025, ide-ide yang ada bisa direalisasikan jadi startup nyata.
Bukan sekadar kompetisi atau konferensi biasa, program ini dirancang sebagai akselerator intensif yang menghubungkan mahasiswa dan founder muda dengan mentor, pasar, hingga ekosistem yang bisa bikin mereka naik level.
Mulai dari pitch training standar investor, sesi mentoring 1:1, kuliah pakar, sampai kesempatan demo di akhir program—semua dikemas supaya peserta tak cuma dapat ilmu, tapi juga bisa menguji, mengasah, dan memvalidasi ide mereka secara langsung.
Ada dua jalur yang disiapkan, yaitu student Track dengan 16 tim mahasiswa (±80 peserta), serta Early-Stage Track dengan 10 tim founder (±30 peserta).
Di akhir program, pemenang Student Track bakal dapat Rp20 juta, sedangkan Early-Stage Track Rp30 juta, plus akses inkubasi lanjutan dan peluang dijembatani ke investor.
Kenapa Peluang Ini Penting?
Baca Juga: 7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
Permintaan kredit karbon Indonesia diprediksi melonjak 10 kali lipat sepanjang 2022–2030. Bersamaan dengan itu, muncul kebutuhan akan startup yang serius menggarap nature tech, MRV (Measurement, Reporting, Verification), hingga layanan dekarbonisasi.
Artinya, ada ruang besar buat ide sederhana yang dikerjakan dengan serius.
Vice President UD IMPACT, Sunghwa Moon, bilang bahwa saat ini regulator dan komunitas menuntut dampak nyata, bukan sekadar jargon hijau.
“Founder dituntut menghadirkan manfaat riil bagi komunitas. MAJU:ON dirancang untuk itu—agar tim bisa memvalidasi masalah, membangun pilot yang bankable, lalu lulus sebagai startup siap investasi," katanya.
Dibangun Bareng Kampus Besar
Program ini juga melibatkan jaringan universitas terkemuka seperti ITB, UGM, UI, UNNES, UPI, Telkom University, UNS, dan Universitas Primakara Bali. Tujuannya: memastikan mahasiswa punya jalur yang jelas untuk mengubah ide menjadi bisnis nyata, bukan hanya tugas kuliah.