Ketika tubuh lebih kuat dan nutrisi terpenuhi, hormon prolaktin dan oksitosin akan bekerja lebih optimal, sehingga produksi ASI bisa menjadi lebih stabil.
Dengan kata lain, kacang mete tidak secara langsung memperbanyak ASI, tetapi dapat membantu tubuh ibu berada dalam kondisi yang lebih baik untuk memproduksi ASI.
Kenapa Banyak Ibu Merasa ASI Lebih Lancar Setelah Makan Kacang Mete?
Banyak testimoni dari ibu menyusui yang merasa produksi ASI mereka meningkat setelah makan kacang mete. Ada beberapa kemungkinan alasan di balik hal ini.
Pertama, kacang mete adalah makanan tinggi kalori yang membuat tubuh merasa kenyang dan bertenaga. Ibu menyusui biasanya membutuhkan tambahan 400-500 kalori per hari, sehingga konsumsi kacang mete dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
Kedua, kacang mete mengandung lemak tak jenuh yang baik untuk produksi hormon. Jika sebelumnya tubuh ibu kekurangan energi atau nutrisi penting, kemudian terpenuhi melalui konsumsi kacang mete, efeknya bisa secara tidak langsung meningkatkan produksi ASI.
Ketiga, efek psikologis juga berperan besar. Saat ibu merasa makanan tertentu membantu, hormon oksitosin dapat bekerja lebih baik berkat rasa tenang dan nyaman yang dirasakan, sehingga ASI pun terasa lebih lancar.
Cara Mengonsumsi Kacang Mete yang Aman untuk Ibu Menyusui

Meskipun kacang mete sehat, konsumsinya tetap perlu diperhatikan agar tidak berlebihan. Kacang mete memiliki kandungan kalori cukup tinggi.
Baca Juga: 4 Tips Menurunkan Berat Badan untuk Ibu Menyusui yang Efektif
Dalam 28 gram kacang mete terdapat sekitar 155 kalori. Jika dikonsumsi terlalu banyak, ibu berisiko mengalami kenaikan berat badan yang tidak diinginkan atau merasa cepat kenyang sehingga mengurangi konsumsi makanan lain yang lebih penting.
Cara aman mengonsumsi kacang mete bagi ibu menyusui antara lain:
- Pilih kacang mete yang dipanggang, bukan yang digoreng.
- Hindari kacang mete yang terlalu asin atau diberi bumbu berlebihan.
- Makan dalam porsi kecil, misalnya satu genggam kecil per hari.
- Jadikan kacang mete sebagai camilan sehat, bukan sebagai pengganti makanan utama.
Kontributor : Dea Nabila