Suara.com - Apakah kamu sering merasa cemas, gelisah, atau dibayangi rasa bersalah atas kesalahan di masa lalu? Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota besar dan deadline yang tak ada habisnya, kebutuhan akan kedamaian batin dan penyucian spiritual menjadi sangat relevan. Dalam Islam, terdapat konsep agung yang menjadi kunci untuk mencapai ketenangan itu yakni Taubat Nasuha.
Taubat Nasuha bukan sekadar ungkapan penyesalan di bibir, melainkan sebuah proses transformasi jiwa yang murni, tulus, dan mendalam. Ini adalah komitmen serius untuk memohon ampunan Allah SWT dan berbalik total dari segala tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Mengapa Taubat Nasuha penting? Karena Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan bagi mereka yang tulus kembali kepada-Nya, menawarkan kesempatan kedua untuk membersihkan hati dan menata ulang kehidupan. Lantas apa sebenarnya Taubat Nasuha itu dan bagaimana cara melakukannya dengan benar? Simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Taubat Nasuha
![Ilustrasi foto orang sedang taubat nasuha [dibuat dengan AI]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/nZKwvMQficKziOPaaEYzvUlG9vnv8ktz.png)
Secara bahasa (etimologi), Taubat berasal dari kata Arab yang berarti kembali. Dalam konteks syariat, Taubat adalah pengakuan dan penyesalan mendalam atas dosa yang dilakukan, diikuti dengan tekad kuat untuk tidak mengulanginya.
Menurut Syekh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, Taubat Nasuha didefinisikan sebagai: "Taubat yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, kejujuran, kemurnian, dan ketulusan hanya karena Allah SWT, serta terbebas dari segala cacat dan cela."
Kunci utamanya terletak pada motivasi. Taubat Nasuha harus dilakukan semata-mata karena rasa takut dan khawatir akan azab Allah, sekaligus didorong oleh keinginan kuat untuk meraih rida dan kenikmatan di sisi-Nya.
Ini berarti Taubat Nasuha tidak boleh didasari alasan duniawi, seperti demi menjaga reputasi, posisi, atau wibawa di mata publik. Namun ini adalah urusan tulus antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Hal itulah yang ditekankan dalam firman Allah SWT dalam Q.S. at-Tahrim ayat 8. "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah pada Allah dengan taubat yang semurni-murninya...".
Cara Melakukan Taubat Nasuha
![Ilustrasi foto orang sedang taubat nasuha [dibuat dengan AI]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/w1W1Rd7lx2g1i9hmudWdufjQn197R3HA.png)
Agar Taubat Nasuha diterima, terdapat 5 syarat utama yang harus dipenuhi.
Baca Juga: Bahlil Minta Cak Imin Taubat Nasuha Juga, Tegaskan Evaluasi Menteri Hanya Hak Presiden
1. Niat Tulus dan Ikhlas. Taubat harus dilakukan semata-mata karena Allah, bukan karena paksaan atau tujuan duniawi.
2. Penyesalan Mendalam. Rasulullah SAW bersabda, "Penyesalan adalah taubat." Hati harus benar-benar menyesali perbuatan dosa tersebut.
3. Segera Menghentikan Dosa. Berhenti saat itu juga dari perbuatan maksiat yang sedang dilakukan.
4. Tekad Kuat untuk Tidak Mengulangi. Buatlah ikrar yang teguh untuk tidak akan kembali pada dosa tersebut di masa depan.
5. Mengembalikan Hak Orang Lain. Jika dosa yang dilakukan berkaitan dengan merugikan atau menzalimi orang lain (misalnya utang, ghibah/fitnah, atau mengambil hak), maka hak tersebut wajib dikembalikan atau dimintai maaf.
Langkah-Langkah Taubat Nasuha (Aksi Nyata)
Setelah memenuhi syarat di atas, Taubat Nasuha dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1. Mulai dengan Introspeksi (Menyadari dan Menyesali) Akui kesalahan secara jujur dan rasakan penyesalan mendalam.
2. Hentikan Dosa dan Mulai Taat Jauhi Penyebab Dosa. Jika sebelumnya meninggalkan salat atau puasa, segera niatkan untuk meng-qada' (mengganti) kewajiban yang terlewat.
3. Tunaikan Salat Sunnah Taubat. Salat ini dilakukan untuk memohon ampunan Allah.
Waktu: Dapat dilakukan kapan saja, namun sangat dianjurkan pada waktu malam (seperti setelah Isya atau menjelang Subuh).
Jumlah Rakaat: Minimal 2 rakaat.
Niat: Ucapkan niat dalam hati: "Ushallii sunnatat-taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa." Artinya: "Saya niat salat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
4. Membaca Istighfar dan Doa Taubat. Setelah salat, perbanyak istighfar (memohon ampunan), terutama doa "Astaghfirullaahal'adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih" Artinya: "Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada Nya."
5. Ganti dengan Amal Kebaikan. Langkah pamungkas adalah mengubah pola hidup. Jangan hanya meninggalkan yang buruk, tetapi aktiflah melakukan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda: "…Dan sertakanlah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan…" (HR. Ahmad).
Kontributor : Trias Rohmadoni