Kuningan adalah hari suci penyongsongan diri, agar umat dapat lebih merenungi dan introspeksi diri agar dapat berperan secara baik dan benar dalam hidup dan kehidupan dunia ini.
Dengan demikian perayaan Kuningan merupakan pengejawantahan ajaran perasaan cinta kasih dari kemenangan dharma (kebenaran) itu sendiri yang kemudian diwujudkan berupa pelaksanaan pelayanan dan pengabdian.
"Hal ini dapat dikupas secara filosofis beberapa sarana prasarana upakara dan upacara: tamiang, sulanggi, tebog, wayang-wayangan, endongan, kolem, ter, dan nasi kuning, ujar Made Surada.