Pengamat Politik: Tagar #Jangandiam Merupakan Warning

Rabu, 30 Mei 2018 | 06:09 WIB
Pengamat Politik: Tagar #Jangandiam Merupakan Warning
SBY mengenakan kaus dengan tagar #jangandiam. (Foto: istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik dan Sosial Universitas Sriwijaya Joko Siswanto menilai tagar #jangandiam pada baju yang dikenakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan istrinya, Ani Yudhoyono, merupakan bentuk warning yang disampaikannya.

“Karena ini merupaka era digital, dan perang tagar bermunculan ya. Sebetulnya itu makna tersembunyi yang sifatnya masih netral, berbeda dengan tagar #2019gantipresiden”, ujarnya kepada suara.com, Selasa (29/5/2018).

Joko mengatakan, adapun maksud tagar itu yang sempat dinyatakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah meminta rakyat Indonesia yang baik, yang memiliki integritas dan kapasitas agar muncul dan mencalonkan diri sebagai pemimpin.

“Agar mereka yang baik itu jangan diam, karena jika diam dan tidak berbuat apa-apa maka yang jahat yang akan menguasai, gitulah kira-kira,”jelas Joko menirukan ucapan AHY.

Selain itu, ia juga menilai bahwa SBY dan AHY merupakan orang baik. Oleh karena itu dapat pula diartikan agar masyarakat mendorong AHY menjadi pemimpin nantinya.

“Mendapat dukungan masyarakat, dukungan partai agar AHY menjadi pemimpin,” katanya.

Jika tagar #jangandiam tersebut dinilai sebagai sindiran terhadap salah satu pihak, Joko Siswanto menanggapi itu merupakan hak masing-masing yang menilai. Karena pernyataan tersebut multitafsir.

“SBY dari dulu memang selalu memberi bahasa yang samar, ya salah satu artinya ya itu, orang baik jangan diam,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI