Tokyo, yang paling terpukul oleh wabah COVID-19, telah melakukan hanya 50.000 tes sejauh ini, yang 5.000 di antara hasilnya positif.
Meskipun deklarasi darurat negara Jepang tidak memiliki kekuatan penegakan hukum, data mobilitas telah menunjukkan penurunan tajam dalam pergerakan orang.
Pemerintah minggu ini melaporkan penurunan 20 persen jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dalam sembilan hari hingga 7 Mei, menjadi 4.449 orang. Di Tokyo, kasus baru turun menjadi hanya 10 pada Rabu (13/5/2020).
Osaka, kota metropolis terbesar kedua di Jepang, juga akan tetap menjadi target keadaan darurat, tetapi gubernur telah mengumumkan kriteria untuk secara bertahap mencabut beberapa aturan pembatasan pada bisnis, termasuk restoran dan bar. (Antara)