Di sisi lain, organisasi hak hewan Selandia Baru, SAFE, menyatakan bahwa bencana ini menunjukkan risiko dari perdagangan ekspor hewan hidup.
"Sapi-sapi itu tidak semestinya berada di tengah lautan. Ini adalah krisis yang nyata, dan duka cita kami untuk keluarga dari 43 kru kapal yang hilang. Namun masih ada pertanyaan, termasuk soal mengapa perdagangan ini diizinkan berlanjut," kata manajer kampanye SAFE, Marianne Macdonald.