"Mengatakan bahwa prescon yang pertama hari Rabu, terus koordinasinya baru dilaksanakan sesudahnya, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu secara intens," tegas William.
Menurut Politisi PSI ini, hal tersebut menyiratkan bahwa tidak adanya koordinasi menyeluruh yang dilakukan oleh Anies.
"Artinya kan tidak ada koordinasi ketika melakukan prescon yang pertama," jelasnya.
William lantas menganalogikan Jakarta layaknya sebuah mobil yang berjalan paling depan.
Menurutnya, sebelum mobil paling depan menarik rem darurat, maka seharusnya lebih dahulu memberikan aba-aba atau tanda baik berupa klakson atau lampu sign agar kendaraan lain bisa bersiap.
William menilai bahwa Anies tidak memberikan tanda-tanda sebagaimana mestinya.
"Saya melihat bahwa Gubernur Anies Baswedan tidak memberikan tanda-tanda itu," tutur William.
"Sehingga yang terjadi ketika rem ditarik adalah tabrakan beruntun di belakang," lanjutnya.
Lebih lanjut lagi, William mengambil contoh yakni keluhan yang diserukan oleh beberapa pejabat soal keputusan penarikan rem darurat PSBB di Ibu Kota.
Baca Juga: Dua Hari PSBB DKI, 10 Perusahaan Ditutup Sementara
Salah satunya adalah Airlangga Hartono, Menteri Koordinator Perekonomian yang mengatakan bahwa kebijakan PSBB Anies memuat IHSG turun.