Sri menyebutkan contoh salah satu pasien yang didampinginya yang kemudian ditempatkan di ruangan (di RS Bekasi) yang menurutnya kurang memenuhi standar untuk penanganan pasien TBC, “Pasien dampingan saya ketika itu ditempatkan di gudang yang bercampur dengan tumpukan kursi-kursi bekas. Padahal bayar mahal sampai Rp6 juta baru dapat ruangan.”
Belakangan, Sri mendapat kabar bahwa RSUD Bekasi sudah membuka ruang khusus perawatan pasien TBC yang berlokasi di lantai 3.
Dari pengalaman mendampingi pasien yang “dipersulit” untuk mendapatkan ruang inap, Sri kemudian mendapatkan trik. Pertama-tama, pastikan dulu di rumah sakit itu ada ruang rawat inap sampai mendapat layanan di rumah sakit. “Saya bilang ke teman-teman jangan dulu bilang MDR, bilang cuci darah dulu saja. Jadi pasien MDR ini selalu dijauhin, ditakutin soalnya.”
Prioritas pasien Covid-19
PELAYANAN terhadap pasien TBC diakui dokter spesialis paru RS Persahabatan Erlina Burhan terganggu selama pandemi Covid-19. Sebagian RS sakit fokus untuk menangani pasien corona.
“Jadi idealnya penanganan pasien TB saat pandemi tidak boleh terganggu. Tapi memang kenyataannya banyak rumah sakit-rumah sakit yang punya layanan TB, kemudian harus melayani atau ditunjuk sebagai RS rujukan Covid-19 sehingga infrastruktur dan SDM-nya sibuk layani Covid,” kata dia.
Bahkan, kata Erlina, ada RS yang sampai menutup layanan rawat inap untuk pasien TBC dan difungsikan untuk ruang isolasi pasien Covid-19. Kendati demikian, kata dia, layanan rawat jalan bagi pasien TBC tetap beroperasi secara normal.
“Bahkan dikatakan kalau ada pasien TB yang butuh rawat inap, akan dirujuk ke RS yang bekerjasama,” ujarnya.
Seperti RS Persahabatan, kata dia, sejak jauh-jauh hari sudah mengeluarkan surat kerjasama dengan RS lain untuk melayani pasien TBC RO yang membutuh rawat inap.
Baca Juga: Malapetaka Abu Emas Hitam, Petani Banten Dikepung Polusi PLTU Suralaya
Kerjasama layanan pasien TBC RO, menurut Erlina, sudah disetujui oleh RS lain.
“Tetapi untuk rawat jalan tetap buka, cuma memang juga ada kendala tersendiri dari pasien-pasien yang takut ke RS, takut kena covid. Jadi memang pasien-pasien rawat jalan untuk TB juga berkurang, itu juga memprihatinkan. Karena kan pasien TB ini harus datang ke RS untuk mengambil obat,” kata dia.
Di Jakarta terdapat 14 RS rujukan untuk pasien TBC RO.
Ruang perawatan untuk pasien TBC RO tak hanya membutuhkan tim perawatan lintas disiplin, tapi juga harus mememenuhi standar-standar tertentu, seperti standar isolasi dan pencegahan serta pengendalian infeksi, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta Dwi.
Senada dengan Erlina, mengenai kesulitan pasien TBC RO mendapatkan ruang inap, Dwi mengatakan itu terjadi karena sebagian besar ruang rawat inap di RS rujukan dialihkan untuk pelayanan pasien Covid-19.
“Saat ini kami menyiapkan rumah sakit yang dapat memberikan fasilitas rawat inap untuk penderita TBC RO di RSIJ Cempaka Putih,” kata Dwi kepada Suara.com, Senin (7/12).