Menkes soal Anggaran Isolasi Mandiri: Untuk Obat dan Vitamin Pasien Positif

Selasa, 09 Februari 2021 | 13:19 WIB
Menkes soal Anggaran Isolasi Mandiri: Untuk Obat dan Vitamin Pasien Positif
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (instagram @sekretariatkabinet)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan ihwal anggaran Rp 479 miliar yang dialokasikan untuk pasien positif Covid-19 yang melakukam isolasi mandiri. Dana untuk 273.662 orang itu nantinya bisa digunakan untuk pembelian obat-obatan dan vitamin.

Hal itu disampaikan Budi menjawab kritikan dari Anggota Komisi IX Darul Siska dan Rahmat Handoyo dalam rapat kerja Senin kemarin. Keduanya mempertanyakan keberadaan anggaran tersebut yang berpotensi menimbulkan penyimpangan.

"Banyak pertanyaan kenapa isolasi di rumah dikasih anggaran, itu sebenernya terkait sebagian besar untuk obat-obatannya pak," kata Budi dalam rapat kerja Komisi IX, Selasa (9/2/2021).

"Jadi walaupun dia sudah teridentifikasi, tapi ringan, dia dimasukan di rumah. Kalau dia positif konfirmasi, kita kasih minimum obat-obatan, vitamin, dan anti virus anti virus oseltamivir. Tapi kalau dia hanya kontak erat kita kasih vitamin-vitamin saja," sambungnya.

Sebelumnya Komisi IX DPR mengkritik Kementerian Kesehatan yang menganggarkan Rp 479 miliar untuk pasien covid-19 yang melakukan isolasi mandiri. Dari anggaran tersebut, setiap pasien dialokasikan mendapat dana sebesar Rp 1,75 juta untuk 14 hari waktu isolasi.

Anggota Komisi IX DPR Darul Siska mempertanyakan pertimbangan dan alasan Kemenkes mengalokasikan anggaran untuk pasien covid-19 yang isolasi mandiri.

"Ini soal isolasi mandiri yang di rumah, pak menteri, yang juga disediakan anggarannya sebanyak cukup besar Rp 479 Miliar. Apakah memang reasonable orang yang isolasi mandiri di rumah kita bayari?" tanya Darul kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja, Senin (8/2/2021).

Pasalnya, dengan anggaran ratusan miliar rupiah, bukan tidak mungkin muncul potensi penyimpangan. Karena itu teknis pemberian serta pengawasannya dipertanyakan.

"Dan ini teknisnya nanti bagaimana? Apakah ini tidak menjadi sesuatu yang bisa disimpangkan atau bisa disalahgunakan oleh pengelolanya di tingkat bawah? Karena ini sulit untuk dipertanggungjawabkan," kata Darul.

Baca Juga: Efikasi Vaksin AstraZeneca Terhadap Virus Corona Afrika Selatan Hanya 10%

Kritik senada juga dilayangkan anggota Komisi IX Rahmat Handoyo. Ia mempertanyakan sejauh mana kemudian negara membantu biaya isolasi pasien covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI