Kisah Anak Transmigran Merantau ke Jakarta: Apa yang Terjadi di Kampungnya?

Siswanto Suara.Com
Senin, 24 Mei 2021 | 07:00 WIB
Kisah Anak Transmigran Merantau ke Jakarta: Apa yang Terjadi di Kampungnya?
Ilustrasi transmigran [elements.envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tapi mereka tidak terkejut dengan semua itu karena sebelum diberangkatkan sudah mendapatkan pembekalan yang sekiranya dibutuhkan di lokasi penempatan yang terpencil.

Pembekalan yang mereka terima, terutama bagaimana cara mengolah lahan pertanian di lokasi baru sehingga diharapkan cepat mudah beradaptasi, terutama dalam bercocok tanam. Selain itu juga bekal mengenal kearifan lokal.

“Ibaratnya kan dulu kita dikasih tanah toh. Kalau trans kan dikasih ladang, terus bikin rumah juga di ladang itu. Ibaratnya wong Jowo bilang mumbul. Buka ladang sendiri,” kata Firman.

Selama masa transisi di tempat baru, mereka mendapatkan jaminan hidup dari pemerintah.

Luas ladang yang boleh digarap transmigran, menurut cerita Firman, tergantung pada sekuat apa mereka membuka hutan menjadi ladang (tapi data lain menyebut luas lahan untuk tiap-tiap transmigran sudah ditentukan pemerintah).

Keluarga Firman memiliki lima hektare lahan, begitu juga empat kepala keluarga yang berangkat ke Lampung Utara bersama mereka.

Setiap keluarga, kata Firman, bebas hendak menanam tanaman apa saja di lahan yang disediakan pemerintah.

“Tujuane kan asline ngene, dulu Lampung itu jarang penghuninya. Biar akeh penghuninya. Mungkin mendatangkan transmigran dari Jawa karena sregep,” katanya.

Orangtua Firman pada tahun-tahun pertama menggarap ladang, menanamkan singkong dan padi.

Baca Juga: Kisah Kontraktor Kenyang Hadapi Para Pemalak Proyek

Mereka memilih komoditas tersebut, selain untuk makan, juga untuk dijual karena pada waktu itu harga di pasaran sedang bagus-bagusnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI