Kesaksian Petugas Ambulans DKI soal Situasi RS Covid-19: Saat Ini Jauh Lebih Parah

Jum'at, 09 Juli 2021 | 06:25 WIB
Kesaksian Petugas Ambulans DKI soal Situasi RS Covid-19: Saat Ini Jauh Lebih Parah
Petugas Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. (Dok. AGD Dinkes DKI)
Petugas ambulans berdoa sebelum mengevakuasi pasien Covid-19 ke rumah sakit. (Dok. AGD Dinkes DKI)
Petugas ambulans berdoa sebelum mengevakuasi pasien Covid-19 ke rumah sakit. (Dok. AGD Dinkes DKI)

Tak jarang saat mengantre, Defri bersama rekannya ikut turun tangan membantu petugas rumah sakit menolong  para pasien yang belum tertangani. 

“Kami dengan sadar diri. Kami sebagai petugas kesehatan juga. Bukan berpikir biar kan saja petugas rumah sakit yang bekerja. Kami petugas kesehatan tidak bisa seperti. Jadi kalau pasien yang kami bawa stabil, kami bantu pasien lain yang membutuhkan pertolongan. Itu sebenarnya rasa kemanusiaan,” tutur Defri. 

Kelabakan, Oksigen Copot Sana-sini

Di samping itu, dari kesaksian ayah satu anak ini, kondisi sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta sudah sangat memprihatinkan, karena terbatasnya ketersediaan kamar. 

Karenanya, meski hanya bertugas mengantarkan pasien, mereka terkadang harus dihadapkan dengan situasi yang membuat dilema. 

“Jadi kami bingung, sedangkan kami baru datang, ini pasien kami ditaruh di mana. Kalau kami masuk gitu saja (prioritaskan pasien yang dibawa), kasihan yang datang duluan,” ujar Defri.

“Sementara keluarga pasien yang kami bawa, mas tolongin-tolongin, jadi kami situasinya tuh bingung. Jadi yang kami lihat ya seperti itu,” sambungnya. 

Selain itu, Defri juga sempat menyaksikan situasi yang sangat dramatis. Ketika itu karena keterbatasan oksigen para pasien harus saling bergantian menggunakannya. 

“Karena situasinya membludak, oksigen cabut-cabutan (dipakai bergantian). Misalnya pasien sini sudah agak membaik dipindah lagi ke pasien yang memburuk untuk pernapasannya. Entar dipindahkan lagi ke pasien yang memburuk, sampai seperti itu,” kata Defri meyakinkan. 

Baca Juga: Lonjakan Kasus Masih Tinggi, Pemkot Solo Siapkan Lahan TPU Khusus Covid-19

Petugas Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.  (Dok. AGD Dinkes DKI)
Petugas Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. (Dok. AGD Dinkes DKI)

Meninggal di Rumah

Semakin banyaknya warga yang terpapar Covid-19, secara langsung membuat keterisian kamar rumah sakit menjadi penuh. Hal itu diakui Defri menyulitkan mereka.

Dalam prosedur kerjanya, mereka tidak boleh bergerak menuju rumah sakit sebelum mendapatkan kepastian kamar tersedia. 

“Sebelum kami di oke kan rumah sakit, kami tetap di rumah pasien. Kami beri pertolongan di sana, kami cek, kami observasi semuanya. Sampai rumah sakit, oke,” ungkapnya. 

Pada kondisi itu, mereka akan menghubungi seluruh rumah sakit di DKI Jakarta. Sambil menunggu, mereka tetap berada di rumah pasien untuk memastikan kondisinya dalam keadaan baik. 

Tak jarang mereka tidak mendapatkan jawaban dari rumah sakit sehingga mereka harus melakukan tindakan lain, dengan menjelaskan kondisi pasien secara langsung dan meminta keluarga untuk ikut mencari alternatif lain. 

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI