Menjadi petugas AGD Dinkes DKI (sopir ambulans sekaligus perawat), membuat hari-harinya berdekatan dengan pasien Covid-19, tentu saja dalam kondisi yang sedang tidak baik-baik saja.
“Karena pasien yang kami jemput adalah mereka yang kondisi OTG sebelumnya kemudian dalam situasi darurat,” kata Defri.
Dalam situasi tersebut, mereka harus berjibaku dengan waktu, menembus jalanan Jakarta untuk sampai menuju rumah sakit yang dituju.
Namun, kondisi sekarang tidak semudah keadaan sebelumnya. Setiap pasien yang mereka bawa belum tentu langsung mendapatkan pertolongan pertama. Mereka harus ikut mengantre dengan pasien lainnya.
“Walaupun rumah sakit sudah ok, kami (bersama pasien) harus tetap mengantre. Karena yang harus ditangani banyak,” imbuh Defri.

Tak jarang saat mengantre, Defri bersama rekannya ikut turun tangan membantu petugas rumah sakit menolong para pasien yang belum tertangani.
“Kami dengan sadar diri. Kami sebagai petugas kesehatan juga. Bukan berpikir biar kan saja petugas rumah sakit yang bekerja. Kami petugas kesehatan tidak bisa seperti. Jadi kalau pasien yang kami bawa stabil, kami bantu pasien lain yang membutuhkan pertolongan. Itu sebenarnya rasa kemanusiaan,” tutur Defri.
Kelabakan, Oksigen Copot Sana-sini
Di samping itu, dari kesaksian ayah satu anak ini, kondisi sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta sudah sangat memprihatinkan, karena terbatasnya ketersediaan kamar.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Masih Tinggi, Pemkot Solo Siapkan Lahan TPU Khusus Covid-19
Karenanya, meski hanya bertugas mengantarkan pasien, mereka terkadang harus dihadapkan dengan situasi yang membuat dilema.