Beruntung, kondisi kesehatan adiknya berangsur membaik setelah minum obat. Belum pulih benar, kini sang adik harus menghadapi fakta kondisi kesehatan suaminya memburuk.
"Untunglah setelah minum obat dan rutin proning, saturasi adik saya perlahan membaik dan kemudian normal. Batuk pun berangsur hilang. Tapi ketika kondisinya mulai membaik, gantian suaminya drop. Dan ketika dites, (+). Padahal sejak mulai isoman sudah ndak interaksi sama sekali," katanya.
Kesulitan mendapat fasilitas kesehatan dialami oleh adik iparnya ini. Ienas mengatakan ia kesulitan mencari obat karena stok sudah sangat menipis.

"Semula ipar saya isoman juga. Tapi nyari obat di semua apotek di Tuban, ngga dapat. Akhirnya minta tolong kenalan dokter di kota lain. Itupun baru dapat sebagian, karena stok di sana juga menipis. Sempat membaik, tapi kmdn saturasi dan tensi turun, akhirnya dibawa ke RS," lanjut Ienas.
Ienas turut membagikan percakapan WhatsApp dirinya dengan sang adik. Ia mengaku percakapan itu membuat hatinya mencelos karena sang adik mengungkap situasi IGD yang selalu full dan banyak pasien ditolak.
"Sejak saat itu, kepikiran terus sama adik saya. Dalam keadaan masih belum fit betul, musti merawat suaminya di IGD. Yang bisa saya lakukan hanya 'mendampingi' dari jauh, via WA. Tapi kadang jawabannya bikin hati mencelos," aku Ienas.
Kini, adik iparnya tengah menjalani perawatan intensif di ruang isolasi setelah mendapatkan ruang. Ienas pun meminta doa dan mendesak agar pemerintah setempat membangun rumah sakit darurat.

"Setelah tiga hari di IGD, alhamdulillah kemaren akhirnya bisa mendapatkan perawatan yang lebih intensif di Ruang Isolasi. Mohon doa semoga ipar saya segera sembuh kembali. Amin," tulis Ienas.
"Yang terhormat Bu @KhofifahIP, Pak @EmilDardak dan jajaran di @JatimPemprov. Mohon dipertimbangkan untuk membuat shelter/RS darurat di kota-kota seperti Tuban, karena RS yang ada sudah tidak bisa menampung pasien covid," pungkasnya.
Baca Juga: Kabar Segar! Indonesia Dapat Bantuan 11.000 Oksigen Konsentrator, Prioritas Jawa-Bali