"Pas hari itu waluh kukus makku ditaruh, makku pesan gini, 'Wadahnya nanti dibawa pulang ya, enteng kok gak ada isinya'. Makku senang, bangga, percaya diri waluhnya bakal habis dimakan anak-anak," tulisnya.
Waluh tak dimakan
Namun, kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Makanan yang ia bawa hanya dimakan oleh satu sampai dua orang anak.
Padahal, waluh yang dibawa adalah seember penuh. Jumlah anak yang ikut tadarus ada sekitar belasan orang.
Diceritanya, ada satu anak bernama Yati yang hanya menyentuh makanan tersebut menggunakan ujung jarinya seperti merasa jijik.
"'Ih, makanan apaan nih? Masa bentuknya kayak kotoran gini dikasih ke orang?'. Aku piye dengar org bilang gitu? Marah lah! Jadi kubentak mbak Yati, 'Kalo gak suka ya gak usah dimakan!'," cuitnya.
Tapi Yati justru menghasut anak-anak lain untuk mengejek dirinya pemarah dan menertawakan dirinya ramai-ramai.
Akhirnya labu yang telah dimasak masih tersisa banyak.
Waluh dimakan sendiri
Baca Juga: Viral Pandemi Membuat Satu Keluarga Diusir dari Kontrakan, Kini Tidur di Jalanan
Tak tega membawa pulang labu yang masih utuh, wanita tersebut memutuskan untuk memakan waluh kukusnya sendirian di samping masjid.
Ia memakan sebanyak-banyaknya hingga perutnya penuh seperti akan meledak.
Namun saat perjalanan pulang, Ia terjatuh dan labunya berceceran di jalan sehingga kotor.
Sambil menangis karena terjatuh, dia juga memuntahkan semua waluh kukus yang dipaksakan masuk ke dalam perutnya.
Sesampainya di rumah, ibunya tampak semringah karena ember yang dibawa ke masjid kosong.
Sejak kejadian tersebut, ia mengaku dirinya sudah tidak pernah memakan waluh kukus lagi.