Ledakan di Bandara Kabul, Joe Biden: Kami Akan Memburu ISIS dan Membuat Anda Membayar

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 27 Agustus 2021 | 07:35 WIB
Ledakan di Bandara Kabul, Joe Biden: Kami Akan Memburu ISIS dan Membuat Anda Membayar
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. [Saul Loeb/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Joe Biden mengatakan kepada masyarakat Amerika bahwa AS mendapati dirinya perlu berkoordinasi dengan personel Taliban di lapangan, tetapi menambahkan pendiriannya tetap bahwa "mereka bukan orang baik."

"Saya bertanggung jawab atas, pada dasarnya, semua yang terjadi akhir-akhir ini. Tapi inilah kesepakatannya: Anda tahu, saya berharap suatu hari Anda akan mengatakan hal-hal ini, Anda tahu sama seperti saya, bahwa mantan presiden membuat kesepakatan dengan Taliban," jelasnya.

Ledakan itu merobek kerumunan yang memadati gerbang bandara Kabul yang putus asa untuk meninggalkan Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan hampir dua minggu lalu.

Kementerian Pertahanan mengatakan tidak ada militer Inggris atau personel lain yang terluka dalam serangan itu.

Korban tewas militer AS dalam perang Afghanistan sejak 2001 mencapai sekitar 2.500 sebelum putaran terakhir pertumpahan darah.

Serangan itu terjadi setelah AS dan sekutunya mendesak warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah sekitar bandara karena ancaman militan ISIS.

Dalam sebuah pernyataan, ISIS mengaku bertanggung jawab dan mengatakan salah satu pelaku bom bunuh diri telah menargetkan "penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika".

AS dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa sekitar 95.700 orang, termasuk 13.400 pada hari Rabu, Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis.

Sebuah angkutan udara besar-besaran warga negara asing dan keluarga mereka, serta ribuan pengungsi Afghanistan, telah berlangsung sejak hari sebelum pasukan Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus.

Baca Juga: Dua Ledakan Besar di Bandara Kabul Tewaskan 60 Orang

AS, Inggris, dan pasukan asing lainnya telah berlomba untuk melakukan pengangkutan udara sebelum militer ditarik sepenuhnya dari negara itu.

AS dan Inggris telah berjanji misi evakuasi akan terus berlanjut, dengan hanya beberapa hari lagi.

Namun awal pekan ini para menteri Inggris memperingatkan Inggris tidak akan dapat membantu semua orang yang berharap dievakuasi tepat waktu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI