Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa perguruan tinggi juga memiliki peran untuk memajukan sektor industri produk halal. Menurutnya, perguruan tinggi dapat melakukan riset-riset yang berkualitas untuk kemajuan sektor industri produk halal di Tanah Air.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat meresmikan Universitas Indonesia Halal Center (UIHC) di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH), Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (11/11/2021).
"Memajukan sektor industri produk halal tentu tidak bisa kita lepaskan dari peran perguruan tinggi. Selain dituntut untuk melahirkan SDM yang berkualitas dan ahli di bidangnya, universitas juga memiliki tanggung jawab menghasilkan riset-riset yang berkualitas, termasuk riset-riset dalam industri produk halal," kata Ma'ruf.
Ma'ruf melihat infrastruktur laboratorium dan ilmu pengetahuan yang dimiliki perguruan tinggi dapat mendukung pengembangan inkubasi bisnis produk halal bagi UMKM. Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan pelaku industri agar seluruh proses inkubasi yang dijalani dapat terintegrasi.
“Universitas perlu memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri agar dari proses hulu ke hilir semakin terintegrasi,” imbaunya.
Terkait Lembaga Pemeriksa Halal (LPH),Ma'ruf pun meminta agar UIHC dapat berkontribusi dalam mendorong para pengusaha, khususnya UMKM di sekitarnya, untuk melakukan sertifikasi halal terhadap produk yang dihasilkan. Sebab, saat ini Indonesia baru memiliki 3 LPH. Sehingga, kehadiran UIHC diharapkan menambah luasnya cakupan UMKM yang dapat dijangkau.
“Sertifikasi halal yang bersifat wajib akan mendorong pelaku usaha untuk melakukan sertifikasi halal terhadap produk yang dihasilkannya. Sejauh ini, kita baru memiliki 3 LPH, yaitu LPH milik LPPOM-MUI, LPH Surveyor Indonesia, dan LPH Sucofindo,” tuturnya.
Sementara dari sisi literasi halal, Ma'ruf menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional tahun 2021 meningkat menjadi 20,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar 16,3 persen. Tingkat literasi ini masih tergolong rendah bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga dibutuhkan upaya yang lebih maksimal lagi.
“Sebagai pusat pendidikan, universitas harus berperan secara aktif mendorong literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah,” ucapnya.
Baca Juga: Benturan Jadwal, Polisi Re-Schedule Pemanggilan Presiden BEM KM Unmul
Menutup sambutannya, Ma'ruf berpesan agar UIHC dapat menjadi motor penggerak dalam pengembangan industri produk halal, khususnya di tingkat perguruan tinggi. Ia juga berharap upaya ini dapat menjadi contoh bagi universitas lain untuk turut berkontribusi dalam pengembangan ekosistem syariah di Indonesia.
“Saya berharap UIHC dengan segenap infrastruktur dan sumber daya yang dimiliki, dapat menjadi motor penggerak, mengambil peran strategis dalam pengembangan industri produk halal, dan menjadi Pusat Riset Halal berstandar internasional. Langkah-langkah ini tentu saja saya harapkan juga menjadi contoh dan pendorong bagi universitas lainnya untuk segera memiliki halal center,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro melaporkan bahwa pendirian UIHC merupakan upaya Universitas Indonesia dalam membantu pemerintah melaksanakan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Selain itu, Universitas Indonesia juga melihat adanya gaya hidup halal (halal lifestyle) di masyarakat sehingga menambah motivasi bagi perguruan tinggi ini untuk menyukseskan cita-cita Indonesia untuk menjadi produsen halal terbesar di dunia.
“Dengan dibukanya UIHC, diharapkan dapat memberi kontribusi yang nyata dalam mewujudkan program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal di dunia,” kata Ari.