
Di waktu terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan, Tunjungan Romansa menyuguhkan tampilan dengan memadukan konsep lifestyle, modern dan heritage. Karena menjadi salah satu pusat perdagangan, maka pemkot ingin lebih mengoptimalkan kawasan itu dengan menghadirkan para pelaku UMKM.
"Kita lebih ingin mengoptimalkan kawasan ini hidup. Artinya, menghidupkan kembali para pelaku usaha yang belum buka, yang belum beroperasional," kata Antiek.
Apalagi, kata Antiek, upaya pemulihan ekonomi UMKM ini juga mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia. Dukungan itu diberikan melalui bantuan booth atau rombong. Namun, booth atau stand yang disediakan di Jalan Tunjungan memang dikhususkan untuk UMKM bidang kuliner berupa makanan dan minuman.
"Yang diberikan bantuan dari BI itu ada sekitar 25 booth atau rombong. Jadi untuk UMKM makanan dan minuman karena yang di sini memang untuk kuliner. Sedangkan (UMKM) pernak-pernik (aksesoris) sudah ada di Siola," katanya.
Destinasi wisata Tunjungan Romansa akan dibuka setiap saat. Pelaku UMKM dapat mulai menggelar dagangannya sejak pagi atau petang. Sedangkan untuk pertunjukan hiburan atau seni, akan mulai disuguhkan ketika malam dan digelar secara bergiliran.
"Jadi buka stand UMKM ada yang dari pagi, ada yang mulai sore, tidak harus menunggu malam. Karena kita kan konsepnya memang jalan tidak ditutup. Jadi warga jalan terus, mereka bisa menempatkan (kendaraan) di tempat-tempat yang sudah kita siapkan," pungkasnya. (ADV)