Pernah Dua Kali Tes Inggris, Pelaut Indonesia Senang Bisa Kerja di Aussie

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 25 November 2021 | 14:31 WIB
Pernah Dua Kali Tes Inggris, Pelaut Indonesia Senang Bisa Kerja di Aussie
Ilustrasi Kapal. (Pixabay/Anestiev)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah itu, para awak kapal beristrirahat sambil menunggu sampai waktunya untuk menarik jaring.

"Ikan-ikan yang terjaring ini akan disortir, dipilih jenis-jenis ikan yang diinginkan. Ikan yang tak diinginkan akan dilepas kembali," katanya.

Ikan-ikan yang sudah dipilih kemudian dimasukkan ke wadah untuk disimpan di ruangan bersuhu 2 hingga 3 derajat.

Pada saat ikan sudah dinaikkan ke kapal, jaringnya kembali dilepas ke laut, dan akan ditarik lagi selama tiga jam.

"Rata-rata kami membuang jaring ini sebanyak tujuh kali selama pergantian hari," jelas Aslam. 

Setelah berada di laut sekitar dua minggu, kapal ini biasanya bongkar muatan di pelabuhan. Lalu, setelah menyiapkan perbekalan, mereka kembali melaut.

"Begitulah pekerjaan jadi nelayan di sini. Durasinya kami lakukan selama tiga bulan. Setelah itu kami mendapatkan jatah cuti dua minggu di darat," kata Aslam.

"Sehabis putaran tiga bulan ini, saya akan mendapat libur selama dua minggu," ucapnya.

Penghasilan bersih sekitar Rp30 juta

Arfan Image: Arfan Uddin menyebut dirinya senang bisa bekerja di kapal ikan Australia dan mendapat penghasilan bersih sekitar Rp33 juta sebulan.

Soal bayaran, Aslam menyebutkan gaji yang mereka terima dibayarkan setiap tanggal 8 dan tanggal 22. 

Baca Juga: Australia Umumkan The Base dan Hizbullah Sebagai Organisasi Teroris dan Terlarang

Rekan Aslam, Arfan Uddin, mengatakan penghasilan bersih yang mereka peroleh sekitar Rp30 juta setelah dipotong dengan pengeluaran untuk makan.

Bagi Arfan, tantangan terberat yang dia alami di kapal trawl yakni harus banyak belajar karena ini pengalaman pertamanya.

"Saya harus belajar menjahit jaring, cara menata ikan di wadahnya serta menyusun wadah di palka," ujarnya.

Pria yang telah memiliki seorang anak berusia enam bulan ini mengaku masih harus belajar juga persiapan ketika bongkar muat di pelabuhan.

"Kita harus mengecek jaring, tali kawat penarik jaring dan membongkar puluhan ton ikan," kata Arfan.

Meski kedengarannya mudah untuk datang ke Australia dan bekerja di kapal ikan, namun Arfan menyebut apa yang dialaminya tidaklah segampang itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI