Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 07 Desember 2021 | 15:50 WIB
Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme
Ilustrasi penjara kasus terorisme [Unsplash/Emiliano Bar]

Salah satu kelompok yang menentang Pemerintah Suriah adalah Jabhat Al-Nusra, kelompok yang disebut dalam laporan memiliki kaitan dengan saudaranya.

Di tahun 2014, Jabhat Al-Nusra dikenal menentang ISIS dan menyediakan layanan mendasar yang sangat diperlukan sekitar. Namun, dunia menentangnya karena kelompok ini berpihak dengan Al Qaeda.

Menurut Amnesty International, kelompokini pernah dituduh atas tindakan penculikan, penyiksaan sampai eksekusi.

Pada tahun 2013, Australia mencatat Jabhat Al-Nusra sebagai organisasi teroris. Beberapa bulan kemudian, Kepolisian Australia memperingatkan Imranjika ia mengirim uang untuk urusan konflik Suriah, ia terhitung melanggar hukum.

Di bulan September, saudara Imran dilaporkan meninggal karena bom bunuh diri. Pada November, ia mendapat panggilan telepon dari kakaknya, yang berada di Suriah.

"

"Kakak saya mengatakan cuma punya satu dolar, dan meminta bantuan. Jadi saya bilang, 'Tidak apa. Kasih tahu caranya dan saya akan mengirim uang'."

"

Imran sadar tindakan ini akan mengirim sinyal ke pihak berwajib Australia, jadi ia melakukannya menggunakan haperahasia, nama palsu, dan berkomunikasi menggunakan kode dengan saudaranya.

Baca Juga: Kuasa Hukum Tak Terima Sidang Online, Pembacaan Dakwaan Kasus Terorisme Munarman Ditunda

An illustration of a man taking a phone call. Image: Imran** dipenjara atas tuduhan mendainai tindakan terorisme setelah mengirim uang ke saudaranya di Suriah. Background Briefing: Emma Machan

"Saya berpikir, orang pasti memahami hal ini sebagai hal manusiawi dan ... mengerti bahwa dalam hal ini saya cuma ingin mengirim uang ke kakak saya, yang membutuhkannya waktu itu."

Uang tersebut dikirimkan ke kakaknya, namun Imran juga mendukung digulingkannya rezim Assad dan menyuruh kakaknya untuk menggunakan uang tersebut untuk keperluan ini bila dibutuhkan.

Dari waktu ke waktu, uang yang terkirim mencapai angka $US44,000 (lebih dari Rp635 juta) untuk menutup pengeluaran kelompok empat pria tersebut selama setahun.

"Sesederhana itu. Tidak peduli apakah Anda orang Islam, Yahudi, atau Kristen, atau ateis. Keluarga adalah keluarga," ucap Imran.

"

"Kakak saya meminta bantuan. Saya membantunya. Sesederhana itu saya melihatnya."

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI