Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 07 Desember 2021 | 15:50 WIB
Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme
Ilustrasi penjara kasus terorisme [Unsplash/Emiliano Bar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menyusul serangan terorisme tanggal 11 September di New York, Australia telah memberlakukan lebih dari 80 hukum baru untuk memerangi ancamanterorisme dan lebih dari 130 orang telah didakwa dengan pelanggaran terkait terorisme.

Proses penjatuhan hukuman dan pengadilan bagi pelanggaran terkait terorisme terkadang tidak jelas, dan pihak bersangkutan jarang sekali diwawancara media.

Ini adalah pertama kalinya Imran membagikan pengalamannya untuk program 'Background Briefing' dari ABC, yang membahas hukuman terorisme Australia, 20 tahun setelah serangan World Trade Centre.

'Saya seharusnya tidak melakukannya'

Beberapa tahun sebelum penangkapan Imran di tahun 2014, perang dingin di Suriah terjadi. Laporan mengenai bagaimana pemerintah memaksa pembantaian besar-besaran dan serangan senjata kimia memenuhi berita di media.

"Perasaan saya terbawa oleh konflik di Suriah. Saya merasakan koneksi dengan warga di sana," kata Imran. "Melihat Pemerintah Australia berinisiatif dengan menjadi negara pertama yang menutup kedutaan besar Suriah, menginspirasisaya."

Salah satu kelompok yang menentang Pemerintah Suriah adalah Jabhat Al-Nusra, kelompok yang disebut dalam laporan memiliki kaitan dengan saudaranya.

Di tahun 2014, Jabhat Al-Nusra dikenal menentang ISIS dan menyediakan layanan mendasar yang sangat diperlukan sekitar. Namun, dunia menentangnya karena kelompok ini berpihak dengan Al Qaeda.

Menurut Amnesty International, kelompokini pernah dituduh atas tindakan penculikan, penyiksaan sampai eksekusi.

Pada tahun 2013, Australia mencatat Jabhat Al-Nusra sebagai organisasi teroris. Beberapa bulan kemudian, Kepolisian Australia memperingatkan Imranjika ia mengirim uang untuk urusan konflik Suriah, ia terhitung melanggar hukum.

Baca Juga: Kuasa Hukum Tak Terima Sidang Online, Pembacaan Dakwaan Kasus Terorisme Munarman Ditunda

Di bulan September, saudara Imran dilaporkan meninggal karena bom bunuh diri. Pada November, ia mendapat panggilan telepon dari kakaknya, yang berada di Suriah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI