Kevin Bathman, salah satu produsernya, mengatakan lagu-lagu tersebut direkam dan diproduksi pada bulan Juli hingga Oktober, saat Sydney sedang menjalani'lockdown'.
Selain ada lagu Natal dalam Bahasa Indonesia, ada juga bahasa Samoa, Tagalog, Fiji, Tamil, bahasa Jepang, Tongan, dan Mandarin.
"Menurut saya album ini memiliki pesan yang dalam dan juga membawa suasana kekeluargaan dan kampung halaman juga," ujar Kevin.
Peter mengaku sangat senang ketika ditawari untuk berpartisipasi dalam pembuatan album yang melibatkan musisi dari berbagai latar belakang budaya.
Ia membawakan lagu yang dinyanyikannya ketika kecil berjudul "Pada Tengah Malam Terdengar Pujian" dengan alunangamelan.
"Saya setuju berpartisipasi karena saya adalah migran. Saya tahu rasanya kesepian, dan merasa kalau saya tidak terwakili selama bertahun-tahun," katanya.
Hingga saat ini, album tersebut sudah terjual 800 CD yang sebagian keuntungannya akan disumbangkan ke program khusus perempuan yang dilakukan sebuah organisasi Aborigin, serta organisasi yang membantu penampungan pencari suaka dan pengungsi.
Sisa keuntunganakan digunakan untuk memproduksi album lain di tahun depan.
Awalnya, lagu-lagu dalam album tersebut akan ditampilkan secara langsung di Pitt Street Mall, pusat kota Sydney, tapi Kevin mengatakan acara tersebut terpaksa dibatalkan karena bertambahnya jumlah kasus COVID-19.
Baca Juga: Pendeta Gilbert Tak Ambil Pusing Soal Ucapan Natal: Semua Punya Kaidah, Saling Hargai Saja
Selalu ingat suasana Natal di Filipina
Jinky tiba di Australia lewat program migran berketerampilan di tahun 1999.