Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Ditakuti Terjadi saat Musim Hujan? Penyebab dan Bahayanya

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 28 Januari 2022 | 15:47 WIB
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Ditakuti Terjadi saat Musim Hujan? Penyebab dan Bahayanya
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Ditakuti Terjadi saat Musim Hujan? Penyebab dan Bahayanya - Ilustrasi Banjir. (Pixabay.com/Hermann)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penyebab Bencana Hidrometeorologi

Perubahan iklim menjadi faktor utama penyebab bencana hidrometeorologi. Entah itu fenomena Suhu Muka Laut seperti La Nina ataupun terjadi badai dan sebagainya.

Selain perubahan iklim, penyebab bencana hidrometeorologi tentu adalah kerusahan alam atau hutan sebagai penyeimbang siklus air dan curah hujan. Dimana pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan alam ini adalah manusia.

Bahaya Bencana Hidrometeorologi di Indonesia

Warga beraktivitas dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020).   [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Warga beraktivitas dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

Telah disebutkan di atas bahwa bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah lonsor, puting beliung, hingga kekeringan. Parahnya, seluruh wilayah Indonesia hampir mengalami semua bencana semacam ini setiap tahun.

"Data BNPB selama satu dekade ini mencatat 98 persen frekuensi kejadian bencana adalah hidrometeorologi," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati di Ambon, Rabu (13/10/2021).

Bencana hidrometeorologi diakibatkan parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Ia mengatakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terus terjadi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Setelah banjir, bencana hidrometeorologi yang paling banyak terjadi adalah longsor dan puting beliung. Meskipun kekeringan memiliki jumlah kejadian yang lebih sedikit tapi dampak turunannya cukup signifikan.

Berdasarkan dara BMKG, kebakaran hutan dan lahan menempati jumlah kejadian terbanyak setelah puting beliung. Untuk tahun 2019, wilayah yang paling banyak mengalami bencana hidrometeorologi adalah Jawa Tengah.

Baca Juga: Lima Rumah Runtuh Akibat Longsor di Jalan Masuk Kebun Raya Balikpapan, Pemkot dan DPRD Diduga Tak Bertindak Sama Sekali

Namun banjir bandang yang terjadi di NTT pada April 2021 lalu tentu menjadi pengingat. Bahwa bencana hidrometeorologi ini dapat terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI