Perang di Ukraina Picu Harga Pangan Global, Terutama di Asia

Rabu, 09 Maret 2022 | 10:13 WIB
Perang di Ukraina Picu Harga Pangan Global, Terutama di Asia
DW

Ukraina adalah pemasok gandum terbesar kedua di Indonesia. Tahun lalu Ukraina menyuplai 26% dari kebutuhan gandum yang dikonsumsi masyarakat Indonesia.

"Kenaikan harga mie, pada gilirannya, akan merugikan masyarakat berpenghasilan rendah", kata Kazan Muhri, yang mengepalai divisi penelitian di kementerian perdagangan.

Kenaikan harga pangan "berdampak fatal" bagi kaum miskin Konflik berkepanjangan juga akan berdampak besar di Mesir, pengimpor gandum terbesar dunia. Jutaan orang bergantung pada roti bersubsidi yang terbuat dari biji-bijian yang diimpor dari Ukraina.

"Perang berarti kekurangan suplai, dan kekurangan berarti kenaikan (harga),” kata Ahmed Salah, ayah tujuh anak berusia 47 tahun, di Kairo.

"Setiap kenaikan harga akan menjadi bencana, tidak hanya bagi saya tetapi bagi sebagian besar orang."

Anna Nagurney, profesor rantai pasokan, logistik dan ekonomi di University of Massachusetts Amherst mengatakan, "Gandum, jagung, minyak, padi-padian dan tepung sangat penting untuk ketahanan pangan, terutama di bagian dunia yang lebih miskin."

Mesir, yang biasanya membeli banyak pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina, harus membatalkan dua pesanan dalam waktu kurang dari seminggu.

Lonjakan tajam dalam harga gandum secara global akan sangat memengaruhi kemampuan Mesir menjaga harga roti pada tingkat subsidi mereka saat ini.

Sementara petani di Amerika Serikat, pengekspor jagung terkemuka di dunia dan salah satu pemasok gandum utama, sedang mengamati dengan cermat lonjakan ekspor gandum. Di Uni Eropa, para petani juga mengkhawatirkan kenaikan biaya pakan ternak. hp/as (rtr, ap)

Baca Juga: Harga Minyak Hingga Bahan Mentah Makin Tak Terkendali Pasca Konflik Rusia - Ukraina

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI